Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Mengapa Sabu Membuat Seseorang Kecanduan?

Sabu bisa membuat orang kecanduan karena sejumlah besar dopamin tetap berada di sinapsis sel-sel otak dalam jangka waktu yang lama setelah digunakan.

18 Maret 2022 | 13.35 WIB

Tersangka Chantal Dewi ditampilkan saat Press Rilis Polda Metro Jaya di Resnarkoba Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis 17 Maret 2022. Seorang DJ ini ditangkap polisi di apartemen mewah di Cilandak, Jakarta Selatan, pada Rabu (16/3) di temukan barang bukti narkoba jenis Sabu. Polisi masih mendalami dan mengembangkan untuk mengungkap jaringannya. TEMPO/Faisal Ramadhan
Perbesar
Tersangka Chantal Dewi ditampilkan saat Press Rilis Polda Metro Jaya di Resnarkoba Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis 17 Maret 2022. Seorang DJ ini ditangkap polisi di apartemen mewah di Cilandak, Jakarta Selatan, pada Rabu (16/3) di temukan barang bukti narkoba jenis Sabu. Polisi masih mendalami dan mengembangkan untuk mengungkap jaringannya. TEMPO/Faisal Ramadhan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi baru-baru ini menetapkan DJ Chantal Dewi sebagai tersangka kasus penyalahgunaan narkoba jenis sabu . Mengapa narkoba jenis ini membuat seseorang kecanduan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dilansir dari medlineplus.gov, metamfetamin alias sabu adalah bubuk yang bisa dibuat menjadi pil atau batu kristal. Bubuknya bisa dimakan atau dihirup ke hidung atau bisa juga dicampur dengan cairan dan disuntikkan ke tubuh dengan jarum. Sementara sabu kristal dihisap dengan pipa kaca kecil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sabu, mengutip dari laman WebMD, populer di kalangan pengguna narkoba karena bisa bekerja dengan cepat dan menghasilkan sensasi euforia yang intens. Selain itu, sabu bisa menyebabkan penggunanya merasa percaya diri dan memiliki energi lebih.

Dilansir dari Medical News Today, sabu bisa membuat orang kecanduan karena sejumlah besar dopamin tetap berada di sinapsis sel-sel otak dalam jangka waktu yang lama setelah digunakan. Dopamin ini yang membuat sel tetap aktif dan memungkinkan pengguna mengalami perasaan euforia yang kuat.

Setelah beberapa saat, pengguna tidak bisa memproduksi dopamin secara alami dan membutuhkan obat untuk merasa normal. Ia pun membutuhkan dosis yang lebih besar untuk mengalami perasaan euforia.

Meski tampaknya menyenangkan, penggunaan sabu bisa membuat orang semakin kecanduan dan berdampak buruk bagi kesehatan. Sabu bisa meningkatkan risiko masalah jantung, seperti nyeri dada, irama jantung yang tidak normal, dan tekanan darah tinggi. 

Ini menyebabkan serangan jantung, diseksi aorta akut, atau kematian jantung mendadak, bahkan setelah menggunakan obat untuk pertama kalinya. Risiko ini lebih tinggi bila pengguna menggunakan sabu dengan alkohol, kokain, atau opioid. 

AMELIA RAHIMA SARI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus