Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bipolar disorder atau manic depression atau gangguan bipolar adalah kondisi gangguan mental yang menyebabkan penderitanya mengalami perubahan emosi secara cepat yang melibatkan kesenangan berlebih diikuti dengan khayalan (mania) dan depresi (depression). Pasien dengan gangguan bipolar dapat mengalami kesulitan dalam mengelola kehidupan akademis maupun hubungannya dengan orang lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketika seseorang dengan gangguan bipolar mengalami depresi, ia akan merasa sedih, kehilangan harapan, dan kehilangan rasa tertarik pada hal-hal yang ia jalani. Namun, ketika ia merasakan episode mania atau hipomania, ia akan merasa luar biasa senang dan berenergi. Dilansir dari laman Mayo Clinic, perubahan emosi yang cepat ini dapat memengaruhi energi, jadwal tidur, sikap, hingga kemampuan seseorang untuk berpikir jernih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dilansir dari laman Healthline, depresi yang dialami oleh seseorang dengan gangguan bipolar dapat bertahan hingga dua minggu, sementara episode mania dapat bertahan hingga beberapa hari hingga minggu. Beberapa orang akan mengalami perubahan episode dari depresi ke mania beberapa kali dalam setahun, sementara sisanya jarang mengalaminya.
Dilansir dari National Institute of Mental Health, gangguan bipolar sendiri dibagi menjadi tiga jenis:
- Gangguan Bipolar I
Terjadi kepada seseorang yang episode manianya bertahan hingga kurang lebih tujuh hari atau yang selama mengalami episode mania membutuhkan perawatan di rumah sakit. Sementara itu, episode depresi yang mereka alami dapat bertahan hingga dua minggu. Pasien gangguan bipolar I juga dapat mengalami episode di mana kedua keadaan bercampur.
- Gangguan Bipolar II
Gangguan bipolar II diindikasikan dengan adanya pola episode depresi dan mania, tetapi tidak separah episode mania pada gangguan bipolar I.
- Gangguan siklotimik
Periode gejala hipomania dan depresi yang berlangsung satu hingga dua tahun. Namun, gejala yang ditunjukkan pasien tidak memenuhi persyaratan diagnostik untuk episode hipomania maupun depresi.
Gangguan bipolar dapat dialami baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Penyebab dari gangguan ini masih berupa misteri bagi dokter dan peneliti. Faktor genetik, struktur otak, hingga pengaruh lingkungan dapat menjadi penyebab terjadinya gangguan ini. Gangguan bipolar bisa saja sulit dideteksi karena perubahan emosi terjadi secara beragam.
Gangguan bipolar tidak dapat disembuhkan tetapi dapat ditangani. Contoh penanganan yang tersedia termasuk pemberian obat-obatan, perubahan gaya hidup, hingga psikoterapi. Jika Anda merasa memiliki gejala depresi atau mania, Anda dapat memeriksakan diri ke dokter karena gangguan bipolar tidak membaik dengan sendirinya. Mendapatkan perawatan dari tenaga ahli dapat mengendalikan gejala gangguan bipolar Anda.
DINA OKTAFERIA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.