Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Mengenal OCD, Gangguan Mental yang Dialami Aliando Syarief

OCD, seperti yang dialami Aliando syarief, termasuk gangguan mental yang perlu perhatian serius dan penanganan khusus.

28 Januari 2022 | 10.12 WIB

Aliando Syarief. TEMPO/Charisma Adristy
Perbesar
Aliando Syarief. TEMPO/Charisma Adristy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah dengar Obsessive-compulsive disorder (OCD)? Gangguan mental ini dialami selebritas Aliando Syarief. Saat ini, Aliando masih melakukan terapi untuk mengatasi gejala OCD yang sudah dialami sejak dua tahun terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

OCD termasuk kategori gangguan mental yang menyebabkan pikiran atau sensasi tidak diinginkan atau dorongan untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang (kompulsif). Masalah kesehatan ini, seperti dikutip dari WebMD, bukan tentang kebiasaan seperti menggigit kuku atau memikirkan pikiran negatif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun penderita mungkin tidak ingin memikirkan atau melakukan hal-hal seperti mencuci tangan terus menerus usai menyentuh sesuatu, dia merasa tidak berdaya untuk berhenti. Setiap orang memiliki kebiasaan atau pemikiran yang terkadang berulang. Tetapi, orang dengan OCD memiliki pikiran atau tindakan yang bahkan bisa dilakukan setidaknya satu jam sehari di luar kendali tidak menyenangkan dan menganggu pekerjaan serta kehidupan sosial.

OCD muncul dalam berbagai bentuk tetapi kebanyakan kasus setidaknya satu dari empat kategori umum yakni tentang memeriksa, kontaminasi, simetri, dan keteraturan serta pikiran menganggu. Pada kategori memeriksa, seperti kunci, sistem alarm, oven, atau sakelar lampu, atau mengira dia memiliki kondisi medis seperti kehamilan atau skizofrenia.

Kontaminasi yakni ketakutan pada hal-hal yang mungkin kotor atau dorongan untuk membersihkan. Kontaminasi mental melibatkan perasaan seperti dia telah diperlakukan seperti kotoran. Pada kategori simetri dan keteraturan berarti kebutuhan untuk mengatur sesuatu dengan cara tertentu. Lalu, perenungan dan pikiran yang mengganggu.

Banyak orang dengan OCD tahu pikiran dan kebiasaan mereka tidak masuk akal. Mereka tidak melakukan karena menikmatinya, tetapi karena mereka tidak bisa berhenti. Lalu, jika berhenti mereka merasa sangat buruk sehingga memulai lagi.

Kategori pikiran obsesif dapat mencakup khawatir tentang diri sendiri atau orang lain yang terluka, kecurigaan pasangan tidak setia dan tanpa alasan untuk mempercayainya. Kebiasaan kompulsif dapat meliputi melakukan tugas dalam urutan tertentu setiap kali atau beberapa kali, perlu menghitung sesuatu, seperti langkah, takut menyentuh gagang pintu, menggunakan toilet umum, atau berjabat tangan.

OCD sedikit lebih umum dialami wanita daripada pria dengan faktor risiko antara lain riwayat keluarga seperti orang tua, saudara kandung dengan OCD, perbedaan fisik di bagian tertentu dari otak, depresi, cemas, pengalaman dengan trauma, termasuk riwayat pelecehan fisik atau seksual semasa kanak-kanak.

Untuk mendiagnosis OCD, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk memastikan sesuatu yang lain tidak menyebabkan gejala. Mereka juga akan bertanya tentang perasaan, pikiran, dan kebiasaan.

Bila terdiagnosis OCD, tidak ada obat untuk memulihkannya tetapi pasien mungkin dapat mengelola bagaimana gejala mempengaruhi hidup melalui obat-obatan, terapi, atau kombinasi perawatan. Perawatan orang dengan OCD bisa meliputi psikoterapi, relaksasi, obat-obatan, neuromodulasi, dan stimulasi magnetik transkranial (TMS).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus