Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Pakar: Penjaja Makanan Berisiko Jadi Sumber Hepatitis A dan Tifus

Pakar menyebut penularan demam tifoid atau tifus dan Hepatitis A yang bersumber dari virus dan bakteri paling rentan ditularkan dari penjaja makanan.

1 September 2019 | 06.11 WIB

Ilustrasi hepatitis A (sehatq.com)
Perbesar
Ilustrasi hepatitis A (sehatq.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, penyakit tifus bersifat endemik dan merupakan masalah kesehatan masyarakat. Dari telaah kasus di rumah sakit besar di Indonesia, dugaan kasus tifoid menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan 500/100.000 penduduk dan kematian antara 0,6-5 persen. Pakar menyebutkan penularan penyakit demam tifoid atau tifus dan Hepatitis A yang bersumber dari virus dan bakteri paling rentan ditularkan dari penjaja makanan kepada masyarakat sebagai konsumen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PB Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI mengatakan penjaja makanan yang melakukan kontak langsung dengan makanan bisa menjadi rantai penularan penyakit tifoid dan Hepatitis A apabila tidak menjaga kebersihannya dengan benar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Peran penjamah makanan sangat penting untuk pencegahan transmisi penyakit melalui penerapan keamanan makanan yang sesuai standar," katanya.

Demam tifoid dan Hepatitis A sangat erat kaitannya dengan kualitas yang mendalam dari kebersihan individu dan sanitasi lingkungan, kebersihan perorangan, dan penjamah makanan yang rendah, lingkungan yang kumuh, kebersihan tempat-tempat umum seperti di rumah makan dan restoran yang kurang, serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

Samsuridjal menjelaskan pemberian imunisasi atau vaksinasi bagi penjamah makanan dapat dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan agar penjamah makanan tidak menjadi sumber infeksi.

"Pemberian imunisasi pada penjamah makanan penting dalam upaya pencegahan namun upaya keamanan makanan tetap harus dilaksanakan, seperti kebersihan dan sanitasi perorangan dan lingkungan, penerapan analisa bahaya dan titik kendali kritis serta upaya keamanan makanan lainnya," jelasnya.

Demam tifoid disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. Penularan bakteri tersebut ke manusia melalui makanan dan atau minuman yang tercemar dengan feses manusia. KLB tifoid dilaporkan terjadi di berbagai daerah misalnya pada 2009 sejak Januari hingga Oktober sebanyak 2.700 kasus tifoid tercatat di Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Jumlah kasus suspek demam tifoid di DIY pada tahun 2017 sebanyak 6,589 kasus dan pada tahun 2018 sebanyak 6,344 kasus.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus