Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Berbeda dengan gelaran Pasar Kangen Jogja tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, Pasar Kangen Jogja ke-9 yang akan dilangsungkan pada 19-24 Juli 2016 di Taman Budaya Yogyakarta akan memperketat aneka kuliner yang boleh dijual di sana. Hanya makanan khas Jogja dan mencerminkan lokalitas dan keunikan yang diperkenankan turut serta mengisi stan yang ada.
“Makanan sasetan (sachet) enggak boleh. Turut mendukung gerakan lingkungan juga, mengurangi plastik,” kata Ketua Panitia Pasar Kangen Jogja ke-IX, Ong Hari Wahyu, Jumat, 15 Juli 2016.
Kuliner tradisional yang dimaksud antara lain thiwul, lopis, ketan, wedang uwuh, cenil, sate gajih, sate kere, kipo, aneka jenang. Bahkan Ong pun mempersilakan orang-orang yang suka memasak untuk menampilkan olahan kuliner hasil eksperimennya. “Karena Pasar Kangen Jogja juga media warga untuk bereksperimen,” kata Ong.
Ada 51 stan yang disediakan untuk aneka kuliner, kerajinan, dan barang-barang lawasan yang antik dan mempunyai banyak kenangan. Peserta Pasar Kangen Jogja pun diwajibkan mengenakan kostum tradisional yang tidak diterapkan pada tahun-tahun sebelumnya.
Hal lain yang membedakan dengan gelaran sebelumnya adalah tema yang diangkat berjudul “Pasar Aja Ilang Kumandhange”. Tema tersebut untuk mengingatkan publik Jogja, bahwa selain peristiwa ekonomi, pasar juga menjadi ajang berlangsungnya peristiwa sosial yang menjadi ruh pasar tradisional.
Berbeda dengan kondisi saat ini saat publik berhadapan langsung dengan barang di pasar-pasar modern. Tidak ada tawar-menawar, tidak ada dialog antara pedagang dan pembeli. “Pasar Kangen ingin mengembalikan esensi pasar untuk memanusiakan manusia,” kata Ong.
Meskipun setiap pedagang nanti menampilkan susunan menu sekaligus harganya, Ong mempersilakan publik yang akan membeli dan saling menawar. “Mbok thiwule diimbuhi sithik yu (tiwulnya ditambah sedikit), misalnya,” kata ong sambil tertawa.
Selain aneka stan, juga ada sejumlah gelaran pentas seni. Yang menarik nantinya ada penampilan sejumlah seniman dalam stand up comedy dalam bahasa Jawa yang diberi nama “Ndhagel Ijen”. Sudah ada delapan seniman yang akan tampil, antara lain Riyo, Aldo ‘Iwak Kebo’, Sugeng ‘Iwak Bandeng’. Pengunjung yang ingin tampil pun bisa ikut serta.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini