Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kegemaran minum kopi dan kecintaan pada sejarah membawa Felix Ary Bayu Marta menekuni hobi barunya. Di sela kesibukan menempa para atlet badminton nasional, pelatih fisik Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) ini mendalami cara menyangrai biji kopi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya pernah menonton sejarah kopi di TVRI. Ceritanya tentang pabrik kopi di Gayo, Aceh, yang dulu cukup besar selain di Eropa," kata Felix, 44 tahun, saat dihubungi, Jumat, 16 Oktober 2020. Dalam dua tahun terakhir, dia belajar ke beberapa temannya yang menjadi barista profesional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain di Bandung, Felix juga menimba ilmu di Golden Heritage Koffie, kedai kopi di Malang, Jawa Timur yang menyuguhkan pembuatan kopi dari pemanggangan, penyaringan, hingga penyajian. "Ternyata saya tertarik proses pengolahan kopi sejak awal, mulai memilih biji kopi sampai me-roasting-nya," ujar dia.
Ilustrasi kopi. Unsplash.com/Athena Lam
Dari beberapa tipe pemanggangan, Felix menggemari medium roast karena tingkat kesulitannya lebih tinggi. "Kalau kelebihan bisa jadi dark (gosong)," kata dia. Ia juga menyukai sangrai tingkat sedang lantaran kerap meracik kopi dengan teknik penyajian tetes dan cold brew atau seduh dingin. Untuk jenis kopi favoritnya, ia mengidolakan kopi arabika Gayo dan Mandailing.
Felix masih menyimpan rasa ingin tahu terhadap teknik menyangrai biji kopi di Vietnam, Thailand, dan Kamboja. Di kedai kopi di sana, ia mengatakan, pemanggangan biji kopi tidak hanya dengan mencampurkan garam, tapi juga mentega dan minuman beralkohol. "Saya hanya penasaran dari proses seperti itu menghasilkan kopi yang seperti apa," kata dia.