Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai orang tua, hal terpenting yang harus dilakukan adalah mengajak anak berdiskusi. Dengan demikian, mereka juga dapat memahami keinginan dan impian anak. Orang tua juga tak perlu terburu-buru mengetahui dan menggali minat dan bakat anak sebab setiap jenjang usia memiliki perlakuan yang berbeda. Psikolog anak Erika Kamaria Yamin mengungkapkan anak yang dibiarkan orang tua memilih bidang kesukaannya sendiri akan lebih merasa berdaya dan dihargai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Ketika memilih sendiri, tentu anak juga akan merasa berdaya. Dan ketika orang tuanya mendukung, anak juga merasa berharga bahwa pendapatnya dihargai,” kata Erika. “Itu bukan hanya sekedar mengasah akademisnya tapi juga mengasah self-esteem, itu juga penting untuk anak.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meski demikian, Erika mengatakan masih banyak ditemui orang tua yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap bakat hingga karir anak di masa depan hingga masih ada pula orang tua yang tak membiarkan anak memilih bidang kesukaannya sendiri. Ia menjelaskan hal tersebut bisa terjadi karena berbagai alasan. Salah satunya karena orang tua memiliki harapan yang dulu tidak bisa diwujudkan.
"Tapi memang sering ditemui banyak orang tua yang memiliki ekspektasi. Bisa jadi orang tuanya dulu punya harapan yang enggak bisa kesampaian lalu dilimpahkan ke anak. Tapi sebenarnya yang ideal adalah bukan memaksakan karena kalau memaksakan analoginya adalah misal kita enggak suka makan durian, terus dipaksa makan durian karena enak banget menurut maminya. Tapi kalau kita enggak suka kan enggak enak,” lanjutnya.
“Jadi, peran orang tua adalah mengajak anak diskusi, benar enggak maunya ini itu. Kasih tahu juga yang ada di baliknya itu bagaimana. Jadi komunikasi dua arah memang penting,” papar Erika. “Sebenarnya enggak perlu khawatir dan setiap jenjang usia itu treatment-nya berbeda. Sebenarnya enggak harus buru-buru untuk menemukan dia ini bakatnya di mana karena bagi anak usia dini itu perjalanannya masih panjang sekali.”
Yang perlu dilakukan orang tua
Untuk anak usia dini, hal yang penting dilakukan adalah dengan memberikan stimulasi dan eksplorasi. Setelah usia sekolah dasar biasanya anak akan lebih mengembangkan potensinya. Ketika menginjak usia SMP, hasil dari bakat dan minat anak mulai terlihat. Dari usia ini pula, orang tua dapat mengarahkan jenjang pendidikan hingga karir anak ke depannya.
“Kalau untuk anak usia dini, paling penting adalah stimulasi dan eksplorasi. Jadi mereka bisa paham. Ketika sudah sekolah dasar, biasanya mereka mulai mengembangkan potensinya,” ujar Erika. “Habis itu di usia SMP, biasanya sudah mulai kelihatan hasilnya. Tiba-tiba, dari pengalaman dia eksplorasi, ketahuan dia jagonya di sini, kelamahannya di sini. Jadi, sudah mulai bisa dipetakan dengan lebih kongkret.”
Terakhir, Erika berpesan agar orang tua bisa peka sejak anak berusia dini. Misalnya ketika bermain, coba untuk lebih peka terhadap respons dan pilihan-pilihan anak.
“Poin yang paling penting adalah sedari dini itu peka. Pekanya itu dengan observasi kesukaan anak apa. Kalau anak main sukanya main apa,” tutur Erika. “Lalu yang penting adalah komunikasi dua arah sehingga orang tua juga dapat feedback anaknya suka enggak sama kegiatan yang lagi dilakukan.”