Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Misophonia kondisi ketika seseorang merasa mudah terganggu suara atau bunyi tertentu mengakibatkan respons emosional atau fisik. Suara atau bunyi tersebut biasa, misalnya bunyi mengunyah, menguap, atau bernapas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari WebMD, misophonia menyebabkan respons emosional berlebihan terhadap suara. Laporan The Brain Basis for Misophonia menjelaskan sebagai sindrom sensitivitas suara selektif. Sindrom gejala psikologis dan fisiologis.
Penyebab dan Gejala Misophonia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari situs web Cleveland Clinic, tak ada penyebab persis misophonia. Para ahli menduga hal ini dipengaruhi beberapa faktor. Orang dengan misophonia menunjukkan tanda-tanda stres fisiologis terhadap pemicu suara makan dan pernapasan. Orang yang mengalami misophonia mudah dikenali melalui reaksi ekstrem kemarahan atau kecemasan
Mudah agresif dan menjauhi dari orang atau situasi yang menimbulkan suara pemicu kecemasan. Reaksi verbal atau vokal, seperti berbicara atau membentak siapa atau apa yang mengeluarkan suara Tingkat gejalanya juga berlainan.
Dikutip dari situs web Harvard Health, orang dengan misophonia mengalami reaksi emosional yang kuat terhadap suara yang umum. Untuk mengatasi misophonia bisa dimulai dengan berkonsultasi dengan psikolog.
Laporan yang diterbitkan dalam jurnal Applied Cognitive Psychology, beberapa orang sangat sensitif terhadap suara latar belakang yang relatif halus seperti mengunyah. "Kepekaan ini cukup mengganggu proses pembelajaran," menurut Logan Fiorella, asisten profesor kognisi terapan dan pengembangan di University of Georgia.
Pilihan Editor: Mudah Terganggu Suara, Apa Itu Misophonia?