Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - World Health Organization (WHO) membagi varian virus corona menjadi Variant of Interest (VoI) dan Variant of Concern (VoC) untuk mengklasifikasikan antara varian yang sudah terbukti dengan varian yang masih dicurigai lebih parah. Apa perbedaan antara keduanya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
VoI terdiri dari varian dengan kapabilitas genetik untuk mengubah karakteristik virus seperti perubahan pada pengikatan reseptor, pengurangan netralisasi oleh antibodi yang dihasilkan terhadap infeksi atau vaksinasi sebelumnya, dan pengurangan kemanjuran pengobatan. Artinya, varian jenis ini masih diduga dapat menyebabkan reaksi yang lebih parah ketimbang virus corona pada umumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Centers for Control Disease and Prevention (CDC), varian virus yang masuk kategori ini menyebabkan peningkatan klaster kasus COVID-19. Meskipun virus yang masuk dalam klasifikasi ini mengalami peningkatan dalam penyebaran dan keparahan penyakit, prevalensi atau penyebaranya biasanya terbatas hanya di suatu negara tertentu.
Penelitian dan pengawasan virus di bawah kategori ini masih perlu dipelajari agar diketahui tingkat penyebaran, keparahan, dan kemanjuran terapi. Penyelidikan lebih lanjut juga diperlukan untuk menilai efektivitas vaksin resmi.
Varian virus yang termasuk dalam klasifikasi VoI antara lain Eta yang pertama kali ditemukan di Inggris dan Nigeria, Iota yang pertama kali ditemukan di Amerika Serikat, Kappa yang pertama kali ditemukan di India, dan Mu yang pertama kali ditemukan di Kolombia.
Sementara itu, VoC adalah varian yang tidak lagi diduga, tetapi sudah terbukti menyebabkan peningkatan penularan dan keparahan penyakit. Varian ini menyebabkan lebih banyak kasus rawat inap dan kematian. VoC memiliki kemiripan dengan VoI dalam aspek pengurangan netralisasi oleh antibodi dan kemanjuran dalam pengobatan.
Varian virus yang termasuk dalam VoC antara lain Alpha yang pertama kali ditemukan di Inggris, Beta yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, Delta yang pertama kali ditemukan di India, dan Gamma yang pertama kali ditemukan di Japan/Brazil.
VoI dapat diklasifikasikan menjadi VoC jika lebih banyak bukti ditemukan bahwa varian virus lebih menular, menimbulkan kondisi yang lebih parah, atau lebih tahan terhadap vaksin.
"Varian baru virus corona dapat menurunkan efikasi vaksin," ucap seorang ahli epidemiologi, Raywat Deonandan, dikutip Tempo dari laman CTV News, Kamis, 22 April 2021. Meskipun demikian, efikasi vaksin tidak akan anjlok terlalu jauh. Vaksin mRNA, contohnya, masih sangat efektif dalam menetralisir berbagai varian virus.
DINA OKTAFERIA