Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sania, 37 tahun, menenteng sebuah pot seukuran gayung mandi di kawasan Taman Lapangan Banteng, Jumat, 17 Februari lalu. Pada pot itu tertanam tujuh lembar daun berkelir perpaduan hijau, merah, dan merah muda. Ukuran daunnya pun tak lebih dari telapak tangan orang dewasa. "Ini tanaman jenis aglonema red Sumatra," kata Sania kepada Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tanaman tersebut ia beli seharga Rp 250 ribu dari kios tanaman hias di sudut Taman Lapangan Banteng. Sejak 4 Februari lalu, sebagian wilayah Taman Lapangan Banteng disulap menjadi pameran tanaman bertajuk Floraction.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perempuan yang berstatus sebagai pegawai negeri itu tertarik pada kombinasi warna aglonema red Sumatra. Kebetulan, Sania memang punya hobi mengoleksi tanaman hias dalam lima tahun terakhir. "Semoga tanaman ini cocok di rumah saya," ujar Sania, sambil tersenyum.
Selain Sania, ada Lukman, 46 tahun, yang membeli tanaman jenis monstera variegata. Tanaman ini terdiri atas tiga daun yang ukurannya sedikit lebih besar dari telapak tangan orang dewasa. Uniknya, daun tanaman itu punya dua warna, yakni hijau tua dan putih kekuningan.
Sayangnya, Lukman enggan menyebutkan nominal harga tanaman hias tersebut. "Masih di bawah Rp 1 juta," kata pria yang juga berstatus sebagai pegawai negeri itu.
Tanaman hias di Floraction, Taman Lapangan Banteng, Jakarta, 17 Februari 2023. TEMPO/Indra Wijaya
Meski begitu, Lukman bercerita, tanaman jenis ini memang ia inginkan sejak 2020. Namun harga yang teramat tinggi menjadi alasan Lukman mengurungkan niatnya membeli tanaman monstera variegata itu. "Dulu harganya jutaan rupiah. Sayang sekali uangnya. Sekarang sudah turun jauh, jadi saatnya beli," kata pria yang sudah menggeluti hobi tanaman hias sejak 2000-an itu.
Salah satu pedagang tanaman hias, Reihan, 21 tahun, mengatakan, tanaman jenis monstera variegata masih menjadi salah satu incaran konsumen. Keunikan bentuk dan perpaduan warna daun menjadi nilai jual utama monstera variegata.
Salah satunya, dan yang termasuk mahal, adalah variegata (varigated). Variegata adalah kondisi warna daun yang biasa hijau justru mengeluarkan corak lain, dari warna gradasi putih, kuning, merah jambu, hingga hijau.
Variegata sejatinya merupakan kecacatan pada tumbuhan. Namun semakin "cacat", justru tanaman hias semakin dicari. Proses tanaman hias menjadi variegata bisa dibudidayakan melalui cangkok atau stek. Bisa juga terjadi alami karena radiasi matahari.
Menurut Reihan, sejak 2019, berbagai jenis tanaman monstera variegata meledak di kalangan pehobi. Naiknya minat konsumen berimbas naiknya harga tanaman tersebut, bahkan menyentuh angka puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Buktinya, pada September 2019, seorang petani tanaman hias asal Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, berhasil menjual dua monstera king variegata seharga Rp 225 juta. Sejak saat itulah harga monstera variegata naik setinggi langit.
Namun, menurut Reihan, sejak akhir 2021, monstera variegata turun harga. Ia mencontohkan, tanaman berukuran kecil dengan jumlah daun tak sampai lima lembar saja bisa dijual dengan harga Rp 5-10 juta. "Sekarang Rp 1 juta saja sudah dapat," kata Reihan.
Menurut dia, penyebab anjloknya harga monstera variegata adalah semakin banyaknya stok tumbuhan hias itu di pasar. Maklum, tingginya permintaan membuat hampir petani tanaman hias berlomba menambah produksi tanaman baru.
Meski begitu, permintaan pasar terhadap tanaman monstera variegata sampai saat ini masih tinggi. "Banyak konsumen yang kemarin belum sempat kesampaian beli, sekarang bisa beli," kata pria yang berasal dari Kota Depok itu.
Walhasil, Reihan memprediksi demam berbagai jenis monstera variegata, seperti epipremnum, megasperma, dan rhaphidophora, masih akan terjadi sepanjang 2023. Selain itu, tanaman hias jenis scindapsus dan philodendron diprediksi semakin mencuat sepanjang tahun ini.
Adapun Aning, 43 tahun, juga pedagang tanaman hias, menyebutkan jenis anturium pun diprediksi ramai peminat pada tahun ini. Tanaman seperti anturium jenmanii hitam dan jenmanii merah muda akan menjadi salah satu yang digandrungi para pehobi tanaman hias dalam negeri.
"Jenmanii merah muda itu hasil kawin silang jenmanii hitam dengan variegata. Warnanya menjadi merah mudah cantik," kata perempuan asal Boyolali, Jawa Tengah, itu.
Tanaman hias jenis monstera variegata. TEMPO/Indra Wijaya
Aning mengatakan, naiknya popularitas jenmanii merah muda terjadi sejak tiga bulan lalu. Harganya pun sudah meroket. Harga tanaman anturium jenmanii merah muda ukuran kecil dan sedang bisa menyentuh angka Rp 5-6 juta. "Kalau indukan, harganya bisa sampai Rp 150-200 juta," kata dia.
Selain tumbuhan berbentuk daun, bunga anggrek punya tempat di hati pehobi tanaman hias. Veronica dan Valencia, dua perempuan yang berusia di atas 60 tahun, misalnya, tampak asyik memilih bunga anggrek yang akan mereka beli.
Anggrek bulan berkelir putih dan anggrek dendrobium berwarna ungu menjadi incaran mereka. "Ada beberapa anggrek kami yang gugur dan mati, jadi beli lagi." Menurut Veronica, kecantikan anggrek tiada duanya. Pesona kelopak bunga anggrek masih sulit disaingi tanaman bunga jenis lain. "Sangat elegan, ya, jadi enak dilihatnya," ujarnya.
Adapun penjual anggrek, Budi, 44 tahun, menyebutkan anggrek bulan dan dendrobium masih menjadi primadona konsumen. Selain karena keindahan bunga, harga yang relatif terjangkau menjadi alasan anggrek masih ramai diminati masyarakat. Adapun harga anggrek yang dijual Budi dalam pameran ini adalah Rp 65-180 ribu. "Cara merawatnya pun mudah. Itu kelebihan anggrek," kata dia.
Budi membantah anggapan bahwa anggrek hanya disukai masyarakat usia tua. Menurut dia, cukup banyak konsumen yang berasal dari kalangan anak muda. "Mereka (anak muda) ada yang dijadikan tanaman hias, ada juga yang dibikin rangkaian ucapan perayaan."
INDRA WIJAYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo