Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Keberadaan media sosial membuat banyak orang suka membagikan cerita dan kisah hidupnya. Tak jarang pula mereka mencurahkan isi hati atau curhat tentang perasaan yang sedang dialami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berbagi cerita tentang suasana hati dan perasaan di media sosial pribadi sah-sah saja selama tidak melanggar aturan yang berlaku di platform tersebut. Namun curhat di media sosial bisa menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Beberapa contohnya adalah kalimat yang dipotong hingga memunculkan multitafsir hingga cerita tersebut tidak bisa diterima oleh orang lain yang merasa tersindir. Sebabnya penting untuk memperhatikan hal-hal berikut ini jika ingin curhat di media sosial.
Apakah curhat akan menyelesaikan masalah
Mencurahkan apa yang sedang dirasakan dipercaya bisa meringankan beban masalah seseorang. Namun banyak yang sering lupa jika meringankan masalah bukan berarti hal itu selesai. Selain itu, mencurahkan perasaan di media sosial berarti membuat masalah yang tadinya hal pribadi jadi diketahui banyak orang. Bahkan bisa saja menimbulkan masalah baru.
Apakah cerita tersebut pantas diketahui oleh orang lain
Terkadang masalah yang dihadapi oleh banyak orang menyangkut kehidupan pribadi mereka dan kehidupan mereka mungkin tidak bisa diterima oleh orang lain. Oleh karena itu, pikirkan kembali apakah cerita yang akan dibagikan pantas diketahui oleh orang lain secara luas atau tidak.
Apakah akan membuat orang lain tersinggung
Terkadang masalah yang sedang dialami oleh seseorang melibatkan orang lain. Oleh karena itu, pikirkan perasaan orang tersebut jika ingin curhat di media sosial. Jangan curhat ini menjadi bumerang ketika orang tersebut tidak terima dan kemudian menuntut ke penegak hukum dengan pasal pencemaran nama baik.
Ketiga hal ini penting untuk pikirkan matang-matang jika ingin membagikan cerita ataupun curhat di media sosial. Jangan sampai, curhatan yang tadinya ingin ditujukan untuk meringankan masalah yang sedang dialami malah memunculkan masalah baru.
Jika memang sedang mengalami permasalahan pelik, sebaiknya ceritakan kepada sahabat, orang terdekat, atau melalui layanan konselor ketimbang curhat di media sosial.
EIBEN HEIZIER
Baca juga: