Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi yang dipublikasikan Baltimore Longitudinal Study of Aging pada tahun 2018 menyebutkan bahwa 38,7 persen pria berusia 45 tahun ke atas memiliki kadar testosteron yang kurang dari angka normal alias dibawah 300 nanogram/desiliter (ng/dL).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Penurunan ini bahkan terjadi sekitar 2-3 persen per tahun. Sehingga di usia 40 tahun, kadar testosteron menjadi sekitar 65-70 persen dan pada usia 60 tahun ke atas sekitar 45-50 persen,” kata dokter spesialis bidang andrologi Nugroho Setiawan dalam keterangan pers yang diterima Tempo.co pada Senin, 18 November 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Padahal, rendahnya hormon testosteron dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan. Ini termasuk gangguan psikologis, gangguan metabolik, gangguan kardiovaskular, gangguan seksual, permasalahan fisik, serta risiko kematian yang lebih tinggi. Tentu Anda tidak ingin mengalaminya, bukan? Untuk itu, penting memahami gejala kekurangan testosteron pada pria agar segera mendapat pertolongan.
Menurut Nugroho, beberapa tanda yang wajib diwaspadai itu meliputi penurunan dorongan seksual pada akhir-akhir ini, merasa lemas atau kurang tenaga, memiliki daya tahan fisik yang menurun, tinggi badan berkurang, kenikmatan hidup menurun, mudah marah, disfungsi ereksi, penurunan kemampuan untuk berolahraga, sering mengantuk hingga penurunan prestasi kerja.
“Pria yang mengalami gejala-gejala kekurangan hormon testosteron ini harus segera berkonsultasi dan memeriksa kadar testosteronnya untuk mendapatkan penanganan sehingga kualitas hidup juga menjadi lebih baik,” kata Nugroho.