Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Surabaya - Jalur pedestrian di tepi Jalan Walikota Mustajab Nomor 36 pada Minggu pagi, 29 April 2018, hampir sesak dipenuhi barisan orang. Mereka menyemut mengerubungi warung sederhana berkapasitas tak lebih dari 50 orang. Di situlah salah satu kuliner andalan Surabaya berada, yakni sate Klopo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di samping kerumunan itu, dua pemanggangan tradisional mengepul. Asap membumbung. Di baliknya, ada dua perempuan mengipasi arang. Mereka akan memastikan bahwa bara api tetap menyala. Sedangkan salah satu tangannya membalik-balik sate yang jumlahnya puluhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga: Ini 5 Sate Kaki Lima Terenak di Jakarta
Ialah sate klopo Ondomohen Bu Asih yang tenar di Surabaya. Konon, legendaris. Usianya sama seperti usia bangsa Indonesia. Sebab, sate tersebut mulai eksis sejak 1945.
Bu Asih, pemiliknya, adalah generasi kedua penerus usaha keluarga. Mertua Bu Asih asli Madura. Keluarganya menjajakan sate khas Madura yang lain daripada sate pada umumnya.
Seperti namanya, sate klopo merupakan sate yang ditaburi dengan parutan kelapa. Unik dan berbeda. Tak heran, banyak pelanggan antre datang tiap hari. “Mereka suka dengan rasa kloponya,” kata salah pegawai Bu Asih yang enggan disebutkan namanya, saat ditemui di warung, Minggu pagi.
Kelapa ini diparut, lalu disangrai sampai matang hingga menyerupai serundeng. Lantas ditaburkan ke atas bagian sate yang sudah matang. Warnanya yang kecokelatan akan menyatu dengan rona sambal kacang.
Ada dua pilihan daging sate yang ditawarkan, yakni sapi dan ayam. Tusuk per tusuk bagian satenya dipastikan berdaging. Artinya, tak berkulit sedikit pun. Daging sate itu dibakar sampai empuk. Bagian-bagian permukaannya mengkilap seperti kristal.
Tatkala digigit, tekstur daging yang juicy akan memenuhi seluruh bagian mulut. Tekstur demikian terasa begitu sempurna ketika dipadukan dengan parutan kelapa. Ada sensasi renyah yang mendampingi kecapan demi kecapan.
Harmonisasi makin terasa ketika klopo pada sate bertemu dengan bumbu kacang. Gurih dan manis akan berpadu nikmat. Tak heran banyak pengunjung rela antre. Seperti Hanum dan Lodry, misalnya.
Kedua pengunjung tersebut sering menyambangi warung dan selalu rela mengantre untuk sekadar jajan sate. Menurut mereka, rasa sate klopo di warung Ondomohen tak tergantikan. “Juaranya sate klopolah,” ujar Lodry saat ditemui di warung itu.
Sate klopo memang cukup mahal. Per porsi sate campur dibanderol Rp 28 ribu tanpa nasi. Namun harga ini sepadan dengan rasa yang tak mengecewakan.
Warung sate ini buka mulai pukul 07.00 dan tutup pada pukul 23.00. Bila ingin berkunjung, sebaiknya Anda datang pagi-pagu benar pada hari biasa. Sebab, pada hari libur, pengunjung kudu rela antre cukup lama.