Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Salah Pilih Mainan Anak Bisa Berujung Celaka

Salah memilih mainan, buntutnya tidak main-main. Ada banyak kasus anak yang celaka karena orang tua abai. Ini contohnya.

5 Juli 2015 | 20.40 WIB

Ilustrasi anak dan telepon genggam. Sxc.hu
Perbesar
Ilustrasi anak dan telepon genggam. Sxc.hu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bermain adalah kesenangan yang harus diperoleh setiap anak sebagai tahap dari tumbuh-kembangnya. Menurut psikolog anak Fabiola Priscilla Setiawan, mainan yang baik untuk anak adalah mainan yang memiliki banyak manfaat dan mampu mengoptimalkan tumbuh-kembangnya. “Oleh karena itu harus disesuaikan dengan usia, kemampuan, dan kebutuhan anak,” tutur Fabiola kepada Tempo, Jumat lalu.

Sedangkan kriteria mainan yang buruk adalah mainan yang bisa berdampak negatif bagi tumbuh-kembang anak, mengancam kesehatan anak, dan membuat trauma. Fabiola mencontohkan mainan yang mengandung unsur pornografi dan kekerasan.

Bila salah memilih mainan, buntutnya tidak main-main. Ada banyak kasus anak yang celaka gara-gara orang tuanya abai dan tidak peduli terhadap jenis permainan bagi si anak. Inilah beberapa kasus di antaranya:

1. Tertembak pistol-pistolan
Pada 13 Agustus 2013, Rumah Sakit M. Djamil, Padang, mencatat ada enam anak berusia 5-12 tahun yang dirawat secara bersamaan karena matanya hampir buta akibat bermain pistol-pistolan. Peluru plastik yang terlontar dan masuk ke mata dapat merusak saraf optik serta retina yang berakibat pada kebutaan. Keenam korban pistol-pistolan ada yang tertembak karena peluru nyasar ataupun ditembakkan langsung oleh temannya karena dikira pistol tersebut tidak berpeluru. Selain dapat masuk ke mata, peluru plastik dapat masuk ke lubang hidung anak. Bila tidak segera dikeluarkan, peluru plastik dapat terbawa hingga ke paru-paru.

2. Terbakar karena ledakan petasan
Wajah anak berusia 12 tahun, asal Kulon Progo, Yogyakarta, hampir hancur terbakar setelah terkena ledakan petasan di rumahnya, Kamis, 2 Juli 2015. Anak berinisial TS tersebut harus dirawat di RSU Dr Sardjito karena terbakar dan beberapa serpihan petasan masuk ke kornea matanya. Di Madura, seorang anak bernama Arif, 8 tahun, harus dirawat di RSUD Dr Soetomo karena tangan kanannya hancur akibat terkena ledakan petasan, Jumat, 3 Juli 2015. Jika daging dan otot di tangan kanan Arif tidak hidup, harus diamputasi.

3. Tersedak koin hadiah snack
Pada 16 Juli 2010, koin Rp 500 sebagai hadiah dari makanan ringan tertelan anak balita berumur 3,5 tahun asal Desa Bulusan, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri. Karena menelan koin, Edo Prabowo harus dioperasi di RSU Dr Soetomo. Sebulan sebelumnya, RSU Dr Soetomo juga menangani kasus tertelannya mainan dan benda asing yang sudah menimpa empat anak.

4. Racun pada mainan anak
Pada 25 Januari 2012, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengumumkan penemuan 21 mainan anak yang dijual di 12 tempat mengandung empat bahan berbahaya. Antara lain, timbal (Pb), merkuri (Hg), cadmium (Cd), dan chromium (Cr). Keracunan zat berbahaya tersebut dapat menyebabkan tubuh lemas, depresi, terganggunya sistem pencernaan dan rasa mual, juga sakit perut yang disertai diare. Jika terkonsumsi dalam waktu yang lama, dapat menimbulkan kerusakan saraf pusat, kanker paru-paru, gagal jantung serta ginjal, dan bahkan kematian.

CHETA NILAWATY | DARI BERBAGAI SUMBER


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MC Nieke Indrietta Baiduri

MC Nieke Indrietta Baiduri

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus