Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais, Denni Joko Purwanto, mengatakan pria dan wanita berisiko sama terkena kanker payudara. Namun, angka kejadian pada pria masih sedikit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Semua wanita maupun pria berisiko kanker payudara namun pria sangat sedikit. Oleh karena itu, semua wanita harus melakukan SADARI," ujar Denni.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berdasarkan artikel yang ditulis laman Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan pada 2022, pengertian pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah cara termudah untuk mendeteksi kelainan pada ukuran, tekstur, serta bentuk payudara. Denni juga menambahkan pemeriksaan ini juga bisa membantu deteksi dini kanker payudara sehingga mengurangi risiko keparahan dan mencegah terjadinya kanker.
Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan prevalensi kejadian kanker payudara di Indonesia pada beberapa penelitian, rata-rata ada di usia 47 tahun. Kebanyakan orang tidak menyadari sudah mengalami kanker payudara karena ada beberapa kejadian yang tidak terdapat benjolan yang di sebut nonpalpable breast cancer.
"Memang ciri-ciri awal adalah benjolan, pada pria juga sama biasanya benjolan. Tapi ada juga yang terdeteksi tanpa benjolan payudara yang disebut nonpalpable breast cancer yang ditemukan pada skrining mamografi atau USG payudara," paparnya.
Mitos keliru
Ia juga meluruskan beberapa mitos seputar kanker payudara yang perlu diketahui, salah satunya kanker payudara tidak terjadi karena faktor keturunan. Faktanya, faktor keturunan hanya menyumbang 5 persen dari kanker payudara karena lebih banyak kasus adalah sporadik sehingga tidak berhubungan dengan keturunan.
Selain itu, Denni juga mengatakan beberapa kebiasaan seperti menyimpan ponsel di saku dekat payudara, penggunaan bra berkawat, dan kebiasaan memakai deodoran, itu semua bukan menjadi penyebab atau pemicu kanker payudara. Waktu yang tepat untuk melakukan deteksi dini dengan pemeriksaan SADARI adalah beberapa hari atau seminggu setelah menstruasi. Pada rentang waktu ini, payudara masih dalam kondisi normal.
Lakukan dengan cara bercermin atau saat di kamar mandi dengan gerakan melingkar mulai dari luar dekat ketiak hingga ke tengah puting menggunakan tiga jari utama, yaitu telunjuk, tengah, dan jari manis. Rasakan apakah ada benjolan atau perubahan tekstur pada payudara yang sebelumnya tak pernah ada.
Pilihan Editor: Suzanne Somers Wafat, Ini Cara Menghibur Keluarga yang Berduka