Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Solo menyimpan beragam destinasi wisata kuliner yang sayang untuk dilewatkan. Salah satunya adalah kuliner daging kambing. Biasanya warung sate identik dengan olahan seperti sate atau gulai. Namun di warung Sate Kambing Pak Manto memiliki menu khas, yaitu tengkleng rica.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sate Kambing Pak Manto berdiri sejak tahun 1990. Awalnya sebuah kedai kecil di Pasar Kembang Surakarta. Kemudian pindah ke Jalan Honggowoso nomo 36, yang kini menjadi destinasi wisata kuliner favorit di Solo.
Awal mula tercipta menu tengkleng rica
Pengelola rumah makan, Vita, mengklaim sebagai pionir tengkleng rica di Solo. Dia mengatakan ada cerita khusus di balik terciptanya menu itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mendiang sang ayah, Pak Manto, mendapat pesanan 20 ekor kambing guling dari salah satu pejabat di kota itu sekitar tahun 1996. Karena kambing guling hanya membutuhkan bagian dagingnya saja, tulang daging kambing pun dikembalikan.
"Almarhum (bapak) bingung kan, mau diapain ya segini banyak, akhirnya dimasak tengkleng rica," ujarnya beberapa waktu lalu.
Momen tersebut seolah menjadi titik balik bagi rumah makan yang berdiri sejak tahun 1990. Jika biasanya warung sate menyajikan sate atau gulai, Sate Kambing Pak Manto ini melahirkan menu baru, tengkleng rica, di tengah persaingan kuliner sate kambing.
"Kita selalu bikin inovasi menu baru, selain tengkleng, sop kambing, iga bakar, sate kikil dan sumsum," tambah Vita.
Tengkleng Rica Sate Kambing Pak Manto, Solo, Jawa Tengah. (dok. Istimewa)
Memang yang menjadi menu favorit adalah tengkleng rica. Olahan tulang daging kambing itu dibumbui dengan rempah dan bumbu khusus yang menghasilkan rasa pedas dan manis, yang menggugah selera.
Selain itu, juga ada sate buntel. Daging kambing cincang yang dibungkus lemak halus dan dibumbui rempah seperti jahe, sereh, kemiri, asam jawa, kunti, dan lainnya.
Sate buntel, Sate Kambing Pak Manto, Solo, Jawa Tengah. (TEMPO/Yunia Pratiwi)
Agar menghasilkan daging kambing yang empuk, Vita mengatakan Sate Kambing Pak Manto hanya menggunakan kambing Jawa yang gemuk. Kambing yang diolah itu berasal dari peternak kambing di sekitar Solo.
Setiap harinya Sate Kambing Pak Manto menjual seribu hingga dua ribu porsi. Di akhir pekan bisa mencapai dua kali lipat. "Hari biasa makan siang sama makan malam pasti ramai, kalau weekned sudah pasti kaya pasar malem rame banget," kata Vita.
Saat ini Sate Kambing Pak Manto memiliki tujuh cabang di seluruh Indonesia Dari Yogyakarta, Semarang, Bandung, Malang, Bandung, Surabaya dan Jakarta. Demi menjaga kualitas rasa, semua bahan-bahan dikirim langsung dari Solo, begitu juga dengan chef-nya.
Pilihan editor: Mencicipi Serabi Notosuman Khas Solo yang Kaya Karbohidrat