Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Seluk Beluk Program Bayi Tabung, Mengapa Dilakukan?

Program bayi tabung merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk membantu proses kehamilan melalui inseminasi buatan. Kapan dilakukan?

24 Oktober 2021 | 06.55 WIB

Ilustrasi bayi perempuan. Canva.com
Perbesar
Ilustrasi bayi perempuan. Canva.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta – Agar semakin melengkapi kebahagiaan pernikahaan, tak jarang kehadiran buah hati adalah suatu hal yang ditunggu-tunggu. Beragam upaya pun dilakukan untuk mendapatkan keturunan, khususnya bagi pasangan suami-istri yang mengalami gangguan kesuburan. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui program bayi tabung untuk mengatasi persoalan tersebut.

Dijelaskan dalam laman repository.iainkudus.ac.id, bayi tabung atau inseminasi buatan merupakan teknologi pembuahan sel telur yang dilakukan di luar tubuh wanita. Dalam bahasa kedokteran, istilah bayi tabung dikenal dengan nama invitrofertilezation (IVF) 6 yang merupakan serapan dari bahasa latin.

Sementara itu, sebutan bayi tabung dikenal karena untuk menciptakan kehamilan, sel telur dipertemukan dengan sel sprema di sebuah wadah atau cawan petri (mangkuk kaca berukuran kecil). Kemudian, pembuahan dibantu oleh para petugas medis di sebuah laboraturium. Wadah ini digambarkan seolah seperti tabung sehingga istilah luas yang beredar di masyarakat sebagai bayi tabung.

Melansir dari healthline.com, biasanya, sebelum menyarankan untuk melakukan program bayi tabung, dokter akan menawarkan metode lain, seperti pemberian obat-obatan penyubur kandungan dan inseminasi buatan. Namun, apabila program bayi tabung hendak dilakukan, ditinjau dari sel telur dan sel sperma, dapat menggunakan:

  • Sel telur sendiri dan sperma pasangan
  • Sel telur sendiri dan sperma donor 
  • Sel telur donor dan sperma pasangan
  • Donor telur dan sperma donor
  • Embrio yang disumbangkan

Mengutip laman mayoclinic.org, biasanya, bayi tabung disarankan sebagai pengobatan utama untuk infertilitas pada wanitas di atas usia 40 tahun. Namun, terdapat kondisi-kondisi kesehatan lain yang membuat bayi tabung menjadi pilihan. Berikut beberapa kondisi yang dimungkinkan disarankan untuk melakukan bayi tabung:

Kerusakan atau Penyumbatan Tuba Falopi
Penyumbatan tuba falopi membuat sel telur sulit untuk dibuahi atau embrio melakukan perjalanan ke rahim.

Gangguan Ovulasi
Ovulasi yang jarang terjadi atau bahkan tidak terjadi menyebabkan sedikitnya sel telur yang tersedia untuk pembuahan.

Endometriosis
Kondisi ini terjadi ketika jaringan yang mirip dengan rahim lahir tumbuh di luar rahim sehinggga memengaruhi fungsi ovarium, rahim, dan saluran tuba.

Fibroid Rahim
Biasanya, kondisi fibroid atau tumor jinak di rahim terjadi pada wanita berusia 30-40 tahunan. Kondisi ini menganggu sel telur yang telah dibuahi.

Gangguan produksi atau fungsi sperma
Bayi tabung bisa dilakukan karena kelainan pada ukuran dan bentuk sperma membuat sperma sulit membuahi sel telur.

NAOMY A. NUGRAHENI 

Baca: Ajaib, Jivunben Rabari Wanita India Berusia 70 Tahun Melahirkan Bayi Laki-laki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus