Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Turnamen Wimbledon tak melulu soal tenis dan rivalitas bintang-bintangnya. Busana yang digunakan pemain, terutama wanita, di lapangan juga menjadi magnet. Mirip pameran busana, lengkap dengan cibiran dari fashion police.
Saat bertarung melawan Anastasia Pavlyuchenkova di perempat final, Serena Williams jadi buah bibir di dunia maya. Bermaksud tampil modis dalam terusan Nike, kampiun dari Amerika Serikat itu malah mengalami “kecelakaan berpakaian”. Bukan apa-apa, lekuk dadanya terpahat jelas dalam busana putih polos tersebut.
Penampilan Kiki Bertens dan Eugenie Bouchard juga menuai kritik. Sebab, bahannya tipis dan ringan sehingga membuat rok mereka kelewat sering melayang. Bukan hanya saat mengayunkan raket, tapi juga saat disenggol angin. “Saat saya servis, bajunya terangkat ke segala arah,” kata Bouchard, 22 tahun, asal Kanada.
Padahal, busana yang juga bikinan Nike itu sempat mengundang decak kagum. Saat memasuki lapangan, si cantik Eugenie tampil bak model yang melenggang di panggung catwalk dengan gaun putih yang mengayun ringan mengiri langkahnya. “Secara umum, ini dress yang sederhana, hanya saja ini berterbangan ke mana-mana.”
Tapi, penikmat fashion bisa segera melupakan berbagai kecelakaan busana itu jika melihat penampilan Garbine Muguruza. Kritikus mode berbondong-bondong menyebutnya membawa level mode baru ke Wimbledon. Seperti ditulis koran Inggris, Mirror, petenis Spanyol berdarah Venezuela ini terlihat manis, feminin, dan fungsional di lapangan, berkat busana karya perancang Stella McCartney.
Saat mengalahkan Camila Giorgi di putaran pertama, Muruguza, 22 tahun, mengenakan atasan A-shirt sleeveless atau tank top putih yang menempel di badan. Atasan itu memperlihatkan lekuk badan Muguruza yang atletis tanpa mengeksposenya berlebihan seperti Williams. Muguruza memadukannya dengan rok mini yang punya detail potongan laser cut membentuk pola seperti jaring.
“Ini saat yang tepat untuk mencari role model baru petenis perempuan dunia. Muguruza sangat potensial mengisi posisi itu,” kata Simon Chadwick, profesor olahraga dari Salford University, Manchester. Sebab, selain powerful di lapangan, Chadwick menilai Muguruza identik dengan kesan feminin yang menarik perhatian sponsor dan media. Sementara itu, majalah Vogue menyebut gaya rambut juara Paris Terbuka 2016 itu sebagai yang terbaik karena bisa mengayun bebas, tapi tetap terkunci dan rapi.
Panggung busana juga meleber ke luar lapangan turnamen yang bergulir sejak 1877 itu. Penampilan Kate Middleton disebut membawa Wimbledon ke arena fashion tertinggi. Dia mengenakan gaun Roksanda berwarna kuning saat menyaksikan laga Elena Visnina versus Serena Williams. Lalu menggunakan gaun lengan pendek Alexander McQueen berwarna putih dengan aneka macam motif saat mendukung jagoannya, Andi Murray, di babak final.
Gaun itu sekilas tampak biasa saja. Tapi dari dekat dapat terlihat beragam detail pernak-pernik kecil seperti sebuah harta karun, ada kupu-kupu, lipstik, bebatuan mulia, dan tengkorak. Perempuan bergelar The Duchess of Cambridge ini memang kerap mengenakan karya McQueen dalam melaksanakan tugasnya sebagai putri kerajaan Inggris.
Meskipun menggunakan busana bermotif ramai, penampilan Middleton, 34 tahun, dianggap mampu menunjukkan kesan elegan lewat cutting dan siluetnya, demikian menurut harian Inggris, Telegraph, 10 Juli lalu. Kate yang terkenal mampu berkomunikasi lewat busananya menggunakan gaun putih dari McQueen itu sesuai dengan tradisi “All White Rule” di Wimbledon.
Untuk mendapatkan gaun seperti Middleton, kita harus merogoh kocek sekitar Rp 23 juta. Adapun untuk mendapatkan penampilan sporty ala Muguruza kita harus merogoh kocek sekitar Rp 1,3 juta.
DINI PRAMITA | MIRROR | BBC | TELEGRAPH
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini