Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Simak Sindrom Asperger pada Anak Autisme, Intelegensianya Tinggi

Autisme bukan penyakit menular, melainkan gangguan dalam perkembangan kompleks di anak. Intelegensi anak autisme tinggi.

29 April 2018 | 20.24 WIB

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Di masyarakat, ada sekelompok anak yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya, yaitu anak-anak yang disebut anak dengan gangguan spektrum autistik (ASD = Autistic Spectrum Disorder) atau anak penyandang autisme. Autisme bukan penyakit menular, melainkan gangguan dalam perkembangan yang sangat kompleks pada anak, yang gejalanya terlihat sebelum anak mencapai usia 3 (tiga) tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak mempunyai kesulitan berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif. Baca: Tak Hanya Kim Jong Un, 5 Kepala Negara Ini pun Punya Aturan Unik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sindrom asperger merupakan salah satu spektrum autisme. Individu asperger biasanya memiliki intelegensia di atas rata-rata namun mempunyai permasalahan dalam komunikasi dan sosialisasi. “Ciri utama Asperger adalah kesulitan dalam interaksi sosial dan akan terbawa terus sampai dewasa,” kata Psikolog Adriana S. Ginanjar, yang juga dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Menurut Adriana, kebanyakan mereka juga punya masalah sensori sehingga emosi-emosi negatifnya cenderung intens. Salah satu cara yang harus dilakukan orang dalam menangani anak Asperger adalah dengan memahami kondisi anaknya dan menerima keunikan mereka. Baca: Riset Baru: Cokelat Hitam Bisa Mengatasi Stres, Berapa Porsinya?

Sebenarnya, individu Asperger menghadapi fase perkembangan yang sama dengan anak non autistik, termasuk juga fase remaja. Seperti umumnya remaja, individu Asperger mempunyai teman dan juga mengalami jatuh cinta, bahkan sebagian dari mereka mempunyai prestasi di berbagai bidang antara lain seni, olah raga dan pendidikan.

Walk for Autism jelang ASEAN Autism Games pada Oktober 2018/Yayasan Autisma Indonesia

Ketua Kampanye Peduli Autisme Tahun 2018 Lusiana mengatakan bahwa tujuan diadakannya talk show ini untuk memberikan gambaran kepada orang tua Individu Autistik serta masyarakat pada umumnya bahwa dengan penanganan yang benar, Individu Autistik dapat terjun ke masyarakat dan mempunyai kehidupan yang sama dengan individu non autistik. Mereka perlu diberikan ruang untuk berkarya dan berprestasi dan diperlakukan sama seperti masyarakat pada umumnya. Diharapkan para Individu Autistik dapat berkembang di masyarakat secara mandiri, produktif dan berguna bagi bangsa. Baca: Tidur Mendengkur Belum Tentu Sleep Apnea, Waspada Gejalanya

Yayasan Autisma Indonesia (YAI) kembali menyelenggarakan acara jalan bersama peduli autisme atau Walk for Autism pada 29 April 2018 untuk yang ketujuh kalinya dan merupakan salah satu rangkaian acara kampanye peduli autisme tahun 2018. Acara jalan bersama peduli autisme ini juga merupakan persiapan diselenggarakannya ASEAN Autism Games (AAG) yang akan diselenggarakan pada bulan Oktober 2018, oleh karena itu tema jalan bersama peduli autisme kali ini adalah Road to Asean Autism Games. AAG merupakan ajang perlombaan olahraga yang pesertanya adalah individu autistik dari negara-negara anggota ASEAN.

Melalui kegiatan jalan bersama peduli autisme, YAI mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kampanye ini, sehingga masyarakat dapat melihat sendiri dan menyadari bahwa individu autistik adalah bagian dari kita, yang dapat mandiri, mempunyai kemampuan, dan dapat bekerja sama. Tujuan jalan bersama ini adalah untuk menunjukkan bahwa masih banyak individu autistik di tengah kita, yang memerlukan dukungan baik dari masyarakat maupun pemerintah, menghilangkan stigma negatif yang selama ini berkembang di masyarakat tentang individu dengan autisme, serta mengajak masyarakat untuk tidak menggunakan kata autis sebagai bahan guyonan, lelucon atau celaan. Kasih sayang dari keluarga dan penerimaan yang baik dari lingkungan masyarakat sekitar akan membuat individu dengan autisme semakin berkembang. Baca: Benarkah Karbohidrat itu Jahat? Ini Kata Kata Dokter

Banyak individu autistik yang mempunyai prestasi di berbagai bidang khususnya olahraga, seni dan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penanganan yang benar dan sedini mungkin, individu autistik dapat terjun ke masyarakat dan mempunyai kehidupan yang sama seperti individu non autistik.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus