Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kucing menjadi hewan kesukaan banyak orang karena tingkahnya yang lucu. Selain itu, kucing juga memiliki bentuk tubuh yang menggemaskan, mulai dari mata, bulu, ekor, hidung, hingga kumisnya. Namun, banyak yang tidak tahu fungsi masing-masing anggota tubuh kucing. Karena bukan hanya bentuknya yang lucu, anggota tubuh kucing memiliki fungsinya masing-masing, termasuk kumisnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bentuk kumis tiap kucing jika dilihat lebih dekat memiliki bentuk yang tak sama, ada yang keriting, lurus, panjang, atau pendek. Dikutip dari VCA Animal Hospital, kumis kucing berbeda dengan bulu rambut yang ada di badannya. Kumis kucing tumbuh dari folikel rambut, namun lebih menonjol dan panjang serta lebih kasar dari rambut bulu yang menutupi badan kucing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Letaknya sangat strategis di area wajah, yang menyebar di atas mata, dagu, kaki depan, dekat telinga, dan di atas bibir atas yang akarnya tumbuh tiga kali lebih dalam. Pola dan letak kumis bervariasi menurut rasnya, tetapi kebanyakan kucing memiliki 12 kumis yang tersusun dalam empat baris di setiap pipi.
Uniknya, kumis pada kucing memiliki kesamaan dengan ujung jari manusia, yaitu sama-sama memiliki sensitivitas. Kumis kucing diketahui lebih sensitif dibandingkan rambut biasa karena folikel asalnya penuh dengan pembuluh darah dan saraf. Sehingga kumis di wajah kucing juga meraba kondisi di sekitarnya. Bedanya dengan peraba manusia, kumis ini mengirimkan informasi sensorik ketika mereka mendeteksi objek bergerak melalui perantara udara.
Ketika udara bergerak atau ada benda yang menyentuh melewati kumis, kumis yang sensitif akan bergetar dan menstimulasi saraf di folikel rambut. Getaran ini disebut vibrissae, diambil dari bahasa Latin vibrio, yang berarti “bergetar”. Vibrissae disimpulkan sebagai perubahan halus pada arus udara, ketika kumis kucing mengirimkan informasi tentang ukuran, bentuk, dan kecepatan benda di dekatnya, yang membantu kucing menavigasi lingkungan sekitarnya.
Kumis kemudian menjadi alat sensorik yang memandu kucing untuk menjalani aktivitasnya. Folikel khusus ini berguna untuk membantu penglihatan, mengarahkan kucing menavigasi lingkungan, dan memberikan masukan sensorik tambahan, seperti antena pada serangga.
Dilansir dari PetMD, berikut sederet fungsi lain kumis pada kucing:
1. Sebagai alat penyeimbang tubuh
Kumis kucing memberikan rasa orientasi atau gambaran kondisi sekitar kucing terutama untuk membantu melompat dari ketinggian. Hal ini karena sel folikel pada kumis kucing mendorong kucing mempunyai kemampuan proprioseptif.
Proprioseptor mengirimkan pesan ke otak tentang posisi tubuh dan anggota tubuh, membuat kucing tetap sadar akan apa yang dilakukan setiap bagian tubuhnya. Kemampuan itu memberitahu kucing bagaimana cara mereka bisa memprediksi mendarat secara presisi. Sehingga kucing selalu dalam kondisi seimbang ketika meloncat untuk berpindah tempat.
2. Berfungsi sebagai alat komunikasi
Komunikasi di sini bukan dimaknai interaksi kucing satu dengan lainnya, tetapi cara kucing mengekspresikan diri ketika mereka mendapat ancaman atau merasakan sesuatu di luar tubuhnya lewat sensor dikumisnya. Sensor tersebut akan dideteksi oleh kumisnya kemudian dikomunikasikan dengan gestur seperti menarik kumisnya ke belakang sambil meringis.
3. Membantu untuk berburu di malam hari
Dalam keadaan gelap, kucing tidak dimungkinkan mampu menggunakan indera pengelihatannya secara maksimal. Untuk membantunya berburu makanan di malam hari atau di tempat yang gelap, kumis kucing berguna untuk membantu memberikan sensor keberadaan mangsa atau bahkan musuhnya.
Hal ini karena sensorik folikel kumis distimulasi oleh getaran terkecil pada bulu, sehingga kucing tidak hanya merasakan benda padat yang disikatnya, tetapi bahkan merasakan aliran udara dari gerakan di dekatnya.
Pilihan Editor: 5 Kepribadian Kucing yang Perlu Anda Ketahui