Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Tanaman Hias Gelombang Cinta, Dulu Banyak Dicari Kini Tak Berarti

Dulu, tanaman hias gelombang cinta banyak dicari, diperjualbelikan dengan harga yang tinggi. Kini, jenis anthurium itu nyaris tak berarti.

6 September 2022 | 08.50 WIB

Tanaman gelombang cinta atau anthurium. Foto : Shutterstock
Perbesar
Tanaman gelombang cinta atau anthurium. Foto : Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tanaman gelombang cinta atau anthurium pernah sangat populer. Tanaman ini punya harga tinggi, bahkan jual beli berdasarkan helai daunnya.

Tren tanaman gelombang cinta ketika itu menjadi sebuah koleksi yang hampir semua orang ingin memiliki. Apalagi, untuk mereka yang memiliki uang banyak dan menjadikannya koleksi di rumah. Ini menjadi ajang pembuktian kekayaan yang dimilikinya, jika memiliki gelombang cinta.

Di sisi lain, bagi para penjual ataupun orang-orang yang membudidayakan tanaman ini meraup keuntungan besar melalui penjualan jenis tanaman tersebut. 

Sayangnya tren menanam ataupun mengoleksi tanaman gelombang cinta semakin lama semakin melemah. Pasalnya, permintaan tanaman gelombang cinta sudah tidak tinggi lagi, bahkan tergolong tidak ada lagi yang berminat untuk membeli gelombang cinta. 

Tanaman gelombang cinta atau anthurium. Foto : Shuttersock

Tentang Gelombang Cinta

Tren maraknya menanam gelombang cinta pun ditanggapi oleh Kementerian Pertanian. Melansir dari pertanian.go.id, hebohnya tren gelombang cinta sangat tidak sehat. Sebab, harga tanaman yang menyentuh angka ratusan juta rupiah tidak masuk akal. Jika harga tanaman tidak setinggi itu, gelombang cinta dapat tetap terus menjadi tren yang sehat. Lantas, bagaimana profil dari tanaman gelombang cinta yang trennya sudah tidak booming lagi?

Gelombang cinta yang memiliki nama latin anthurium plowmanii atau wave of love adalah tanaman dari genus anthurium dari famili Keladi, Araceae. Namun, tanaman ini disebut gelombang cinta di Indonesia. Tanaman ini merupakan tanaman asli dari Peru, Bolivia, dan Brazil. 

Gelombang cinta memiliki bentuk daun yang sangat tebal dan batang daun menyerupai kulit dengan helaian elips meruncing dan memanjang. Bagian terlebar helaian daun berada di area ujung, tetapi masih berada di sekitar bagian tengah. 

Sementara itu, tulang daun primer terletak di bagian tengah helaian dan tulang daun lateral memanjang dari tulang primer ke arah tepi helaian. Permukaan daun atas gelombang cinta cukup mengkilap dengan tepi daun yang bergelombang. Panjang daun tanaman ini pada fase juvenil (fase perkembangan tanaman mulai dari biji sampai dewasa) dapat mencapai sekitar 2 meter. Selain itu, tangkai daun tanaman ini berukuran 30-40 sentimeter dengan penampang berbentuk C atau U.

Mengutip dari buku Anthurium Gelombang Cinta, gelombang cinta memiliki bentuk batang yang beruas pendek dan setiap ruas merupakan tempat melekatnya daun. Biasanya, batang gelombang cinta dipenuhi akar yang bertujuan sebagai penopang tumbuhnya tanaman. 

Lalu, bunga tanaman ini tumbuh menjulang ke atas. Bubutnya berbentuk lonjong meruncing dan cenderung menekuk keluar, hanya jika tanaman ini mekar dengan panjang 5-15 centimeter dan dapat tumbuh sampai 29 centimeter dengan lebar 5-10 milimeter. Bubut tanaman ini berwarna violet keunguan dengan bercak hijau atau ungu.

Selain itu, kuntum bunga dari tanaman hias ini berwarna ungu gelap berbentuk lonjong mengecil di bagian ujung dengan ukuran 10-45 sentimeter dengan diameter 1-22 sentimeter. Panjang tangkai gelombang cinta sekitar 6-10 sentimeter dengan diameter 1.2 sentimeter. 

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca: Hanya di Indonesia Tanaman Hias Punya Sebutan Janda Bolong dan Lidah Mertua

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus