Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Termasuk Gangguan Kepribadian, Pahami Definisi dan Gejala Narsistik

Narsistik merupakan salah satu bentuk gangguan kepribadian. Berikut ini gejala seseorang yang mengalami penyakit kepribadian tersebut.

2 September 2021 | 19.50 WIB

Ilustrasi anak narsis atau foto selfie. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi anak narsis atau foto selfie. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta – Mungkin sebagian orang tidak asing lagi dengan istilah narsistik atau bahkan pernah menjumpai langsung orang yang mengidap kepribadian ini. Dalam psikologi, narsistik merupakan perasaan jatuh cinta atau kagum dengan citra diri sendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Melansir laman mayoclinic.org, narsistik ditunjukkan dengan kondisi seseorang mempunyai kepercayaan diri tinggi sehingga menganggap dirinya penting dan patut dikagumi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir laman healthyline.com, karena merasa dirinya paling baik dan pantas dikagumi, orang pengidap gangguan ini cenderung memiliki sifat egois, perilaku arogan, minim empati dan kehausan akan dikagumi oleh orang lain.

Ciri lainnya yang dimiliki orang dengan penyakit narsisitik ini di antaranya manipulatif, menggurui, sombong, dan menuntut. Karena itu, gangguan narsistik ini dapat menganggu kehidupan, mulai dari hubungan di pekerjaan, teman, percintaan, hingga urusan keluarga.

Di samping itu, seseorang yang mengalami penyakit kepribadian ini biasanya merupakan seseorang yang rapuh akan kritikan dari orang lain. Umumnya, orang dengan gangguan narsistik akan merasa terusik apabila orang lain tidak memperlakukan mereka dengan rasa kekaguman khusus. Kecenderungan utama dari pengidap gangguan penyakit mental ini adalah menyalahkan orang lain.

Dikutip dari helguide.org, seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan kepribadian ini jika mengalami gejala-gejala berikut ini

Membanggakan diri sendiri terlalu berlebih

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik percaya bahwa mereka ‘istimewa’ dan seorang 'bintang'. Tak jarang, mereka akan membesar-besarkan bahkan berbohong tentang prestasi dan bakat mereka, sekecil apapun.

Hidup tidak realistis guna mendukung delusi narsis diri sendiri

Hidup di dalam fantasi merupakan gejala berikutnya yang dimiliki oleh seseorang pengidap gangguan mental ini. Mereka menggunakan ekspetasi kehidupan ideal guna meningkatkan daya tarik yang dimilikinya.

Haus akan pujian

Pujian dan pengakuan merupakan makanan pengidap penyakit mental narsistik yang diperoleh dari orang-orang sekelilingnya.

Mengekploitasi orang lain tanpa rasa bersalah

Minimnya rasa empati, membuat orang dengan gangguan ini lebih mudah melakukan ekploitasi kepada orang lain. Orang pengidap narsistik menganggap orang lain harus melayani mereka. Tidak segan, orang narsistik jga dapat memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuan pribadinya.

Merendahkan, mengintimidasi, bahkan meremehkan orang lain

Seorang narsistik tak jarang merendahkan, mengintimidasi, bahkan meremehkan orang lain sebagai bentuk pertahanan mereka. Mereka akan melakukan ketigal hal tersebut kepada pihak yang sekiranya menentang atau membahayakan citra diri mereka.

NAOMY A. NUGRAHENI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus