Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Puasa dan Sakit Mag Keluhan sakit mag tidak selalu pas menjadi alasan meninggalkan puasa. Penelitian di Paris belum lama ini mematahkan mitos lama bahwa menahan lapar selalu berbahaya. Penelitian itu dilakukan terhadap 14 relawan. Mereka diminta puasa 14 jam per hari. Dua minggu pertama, asam lambung atau pepsin mereka meningkat. Tapi ini tidak terjadi lama. Setelah rutin puasa, asam lambung kembali normal. Pada 2001, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, pernah ada penelitian serupa. Saat itu ada 7.000 penderita sakit mag yang berobat. Sekitar 86 persen tergolong penderita fungsional Iringan. Setelah melewati Ramadan, keluhan para penderita ternyata berkurang. Ari Fahrial Syam, ahli penyakit dalam dari RSCM, mengatakan aman-tidaknya penderita sakit mag puasa bergantung pada jenis sakit mag dan kondisi kesehatannya. Ada dua jenis sakit mag yang perlu diketahui: dispepsia fungsional dan dispepsia organik. Dispepsia fungsional terjadi karena kelainan minimal. Selama terkontrol, jenis ini tidak berbahaya. Sedangkan dispepsia organik terjadi karena kerusakan organ pencernaan. Gejalanya antara lain keluar kotoran berwarna kehitaman, penurunan berat badan secara drastis, atau wajah yang memucat. Selama puasa, penderita sakit mag disarani mengikuti pola makan 40 : 50 : 10. Artinya, 40 persen menu seimbang saat sahur, 50 persen saat berbuka, dan 10 persen saat selesai tarawih di malam hari. Sewaktu makan, penderita sakit mag disarani menghindari makanan yang terlalu banyak mengandung gas dan serat (sawi, kol, nangka, dan pisang ambon), minuman yang merangsang asam lambung (kopi, minuman beralkohol 5-20 persen, minuman bersoda, dan susu), makanan berlemak yang mempercepat pengosongan lambung (kue tart, cokelat, dan keju), makanan yang merusak dinding lambung (cuka, makanan pedas, merica, atau bumbu perangsang), dan menu yang melemahkan klep kerongkongan bawah (alkohol dan makanan berlemak).
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo