Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gel Pengganti Pil Kontrasepsi
Penggunaan gel yang dioleskan ke kulit untuk mencegah kehamilan tinggal menunggu waktu. Serangkaian penelitian dan uji coba yang dilakukan lembaga riset nonprofit, Population Council, di New York, Amerika Serikat, menunjukkan hasil memuaskan. Selain mencegah kehamilan, gel tidak menimbulkan efek samping seperti yang diakibatkan pil, misalnya mual, pusing, perdarahan, mood tak stabil, dan gairah menurun.
Uji coba terbaru yang dilakukan klinik itu dipublikasikan di jurnal American Society for Reproductive Medicine awal pekan lalu. Menurut Direktur Pengembangan Klinik, Ruth Merkatz, sebanyak 18 perempuan berusia 20 hingga 30-an tahun menjadi relawan untuk diolesi gel, yang disebut nestorone. ”Sangat efektif. Tidak ada efek samping seperti kenaikan berat badan atau tumbuh jerawat,” ujarnya.
Menurut Merkatz, gel itu bisa dioleskan perut, paha, lengan, dan bahu, dan dalam beberapa detik terserap tubuh, lalu mengirimkan hormon untuk mencegah kehamilan. Penggunaan gel, yang didosiskan 3 miligram per hari, juga sangat cocok untuk ibu menyusui. ”Karena tidak berpengaruh pada air susu,” ujar Merkatz.
Tanda Serangan Jantung Anak Obesitas
Anak obesitas yang memasuki usia remaja mengalami penegangan aorta, pembuluh darah utama, yang merupakan tanda awal serangan jantung. ”Kondisinya mirip orang pada usia 50-60 tahun,” kata Beth Adamson, peneliti Canadian Heart and Stroke Foundation, Selasa pekan lalu.
Menurut Adamson, pengukuran elastisitas aorta dilakukan dengan alat ultrasound, yang menunjukkan kecepatan aliran darah di pembuluh tersebut. Bila dibandingkan dengan anak yang berat tubuhnya normal, jelas ada perbedaan ketegangan, tapi tidak ada perbedaan pada tekanan darah dan tingkat kolesterol. ”Ini menunjukkan ada masalah pada jantung, yang bisa berkembang tanpa diketahui sejak kecil,” katanya.
Temuan ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadi ”ledakan” serangan jantung pada 30-40 tahun ke depan. Apalagi jumlah anak kecil yang mengalami obesitas dalam dua puluh tahun terakhir meningkat pesat.
Perokok Berat Terancam Alzheimer
Lagi-lagi penelitian ilmiah membuktikan dampak buruk kebiasaan merokok. Kali ini riset yang dilakukan para peneliti Kaiser Permanente, California, Amerika Serikat, membuktikan para perokok berat, terutama yang berusia 50-60 tahun, memiliki risiko lebih besar, hingga 172 persen, terserang alzheimer dan demensia vaskular—gangguan fungsi otak yang paling sering diderita setelah alzheimer.
”Temuan ini menambah bukti dampak buruk rokok. Merokok juga berakibat sangat buruk bagi otak,” kata Rachel Whitmer, salah satu peneliti. Hasil penelitian yang dimuat di jurnal Archives of Internal Medicine, 25 Oktober lalu, ini menyatakan para perokok berat adalah yang menghabiskan dua bungkus rokok per hari.
Rachel mengatakan penelitian yang dilakukan melibatkan 20 ribu orang dalam jangka 23 tahun sejak usia mereka 50 tahun. Sebanyak 25 persen mengalami gangguan fungsi otak, termasuk alzheimer dan demensia, yang sebagian besar adalah perokok berat. ”Hal ini disebabkan racun pada rokok menimbulkan radang pada saraf,” ujarnya.
Minyak Ikan Cegah Sakit Gusi
Selain bermanfaat bagi jantung dan pernapasan, minyak ikan atau asam lemak omega-3 dapat mencegah radang atau masalah gusi lainnya. Hasil penelitian National Health and Nutrition Examination di Amerika Serikat, yang dimuat di Journal of the American Dietetic Association edisi November, menyebutkan kandungan asam docosahexaenoic dan eicosapentaenoic berpengaruh mengurangi masalah gusi.
Kesimpulan ini diambil setelah para peneliti melakukan survei terhadap 9.200 orang dewasa berusia di atas 20 tahun, selama periode 1999-2004. Para responden dibagi menjadi tiga kelompok: yang banyak mengkonsumsi minyak ikan setiap hari, yang selalu mengkonsumsi tapi dalam jumlah sedang, dan yang jarang mengkonsumsi. Hasilnya, dua kelompok pertama memiliki risiko lebih rendah terserang masalah gusi.
Adek Media(bbc, Health.com, Businessweek)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo