Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kekalahan di perempat final Indonesia Grand Prix Gold 2010 Samarinda, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu, tak membuat pebulu tangkis Markis Kido, 26 tahun, kecewa. Dia malah geli bila mengingat ucapan ibunya sebelum bertanding. ”Mama telepon, dia bilang mainnya harus fight, tapi sorry, kali ini Mama dukung Bona,” Markis menirukan doa sang mama.
Dalam pertandingan itu, Markis, yang kali ini berpasangan dengan Sigit Budiarto, memang berhadapan dengan sang adik, Bona Septano, yang bermitra dengan Mohamad Ahsan. Hasilnya Bona-Ahsan menang. Mereka bahkan terus melaju sampai menjadi juara. ”Saya tak mau kualat sama Mama,” ujar Markis sambil bercanda.
Kemenangan sang adik membuat Markis ikut bangga. ”Bona mainnya luar biasa, lagi on fire. Dibantu doa Mama, jadi juara dia,” katanya. Lain waktu, bila bisa memilih, lawan pemain Cina atau saudara sendiri? ”Pilih lawan Cina saja. Tapi kan di lapangan tidak ada saudara. Saudara juga jadi musuh,” peraih emas Olimpiade Beijing bersama Hendra Setiawan ini menjawab tegas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo