Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Viral Istri Pukul Suami, Cara Atasi Stres saat Jaga Pasien Stroke

Viral video penganiayaan istri kepada suami yang sedang stroke. Istri disebut stres. Berikut cara mengatsi stres merawat pasien stroke.

18 Desember 2019 | 18.08 WIB

Cuplikan video viral KDRT istri memukuli suaminya yang tengah sakit.
Perbesar
Cuplikan video viral KDRT istri memukuli suaminya yang tengah sakit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini, warganet dihebohkan dengan video penganiayaan yang dilakukan oleh seorang istri kepada suami. Salah satu cuplikan berdurasi 2,5 menit itu juga diunggah pada akun Instagram @tante.officially pada Selasa, 17 Desember 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Terlihat, suami yang tengah mengidap stroke dan sulit melakukan aktivitas sendiri. Istri yang lelah mengurus suami itu pun langsung memukulnya hingga terdapat luka di wajah dan tubuh. Masyarakat yang mengetahui hal ini pun langsung menghujat dan menyalahkan wanita tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir dari situs Web MD, pasien stroke memang memiliki keterbatasan hidup layaknya orang biasa. Ini disebabkan oleh rusaknya saraf pada tubuh pasien. Ia pun membutuhkan bantuan keluarga atau orang terdekat untuk mengurusnya.

Situs All in a Health juga mengatakan merawat pasien stroke memang tidak mudah. Dibutuhkan kesabaran dan kemauan yang tinggi dalam menjaganya. Sayangnya, seringkali banyak pengurus yang merasa stres dan putus asa dengan pasien stroke. Agar hal negatif itu bisa diredakan, beberapa hal pun bisa dilakukan.

Pertama adalah dengan memberi waktu untuk mengurus diri sendiri. Memang, pasien stroke membutuhkan perawatan 24 jam sehari. Namun, sebagai perawat, Anda juga membutuhkan me time.

Untuk mendapatkan hal ini, ada baiknya Anda menyewa perawat, misalnya seminggu dua atau tiga kali. Dalam waktu senggang tersebut, gunakan sebaik mungkin untuk menyenangkan diri dengan melakukan hobi dan sebagainya.

Bergabung dalam komunitas yang dikhususkan untuk penyakit stroke juga disarankan sebab, dengan hal ini, baik pasien stroke maupun perawat bisa mendapatkan edukasi hingga saling menguatkan satu dan lainnya. Berada dalam naungan komunitas juga membuat hati lebih bahagia karena terdapat aktivitas yang menyenangkan sehingga rasa penat dan stres bisa hilang.

Terakhir, mengunjungi dan berkonsultasi pada psikolog sebab ada kalanya seseorang tidak bisa menceritakan isi hati kepada siapa pun karena berbagai alasan pribadi. Namun, dengan psikolog yang memiliki kemampuan untuk menganalisa isi hati, Anda bisa lebih lega dari segala beban pikiran tentang perawatan pasien stroke.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus