Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit lupus diketahui lebih sering dialami oleh perempuan, khususnya perempuan usia 15–44 tahun, daripada laki-laki. Artis perempuan yang diketahui mengidap penyakit lupus adalah penyanyi Selena Gomez dan penyanyi Toni Braxton. Melihat latar belakang ras keduanya, penyakit mereka bisa jadi berhubungan dengan fakta bahwa perempuan dengan kulit berwarna, tiga kali lebih rentan terkena lupus ketimbang perempuan berkulit putih seperti yang dijelaskan pengajar kesehatan Dawn Isherwood dari Lupus Foundation of America.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebuah studi yang didukung oleh Centers for Disease Control and Prevention menunjukkan bahwa perempuan Asia dan Hispanik lebih rentan terkena penyakit lupus ketimbang perempuan non-Hispanik yang berkulit putih. Hispanik adalah istilah yang berakar dari kata Spanyol, orang Spanyol dan warga yang memiliki akar budaya Spanyol.
Hasil penelitian dalam jurnal Arthritis & Rheumatology yang dilakukan di New York dan San Fransisco, Amerika Serikat, juga menunjukkan kenaikan angka penderita lupus pada perempuan Afrika-Amerika. Selain itu, orang Asia yang non-Hispanik dan Hispanik lebih rentan terkena penyakit lupus nephritis, yaitu lupus yang menyerang ginjal. Baca: Kisruh Deddy Corbuzier - Chika Jessica, Tips untuk Orang Tua Tiri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Belum diketahui pasti penyebab dari prevalensi penyakit lupus pada etnis tertentu tersebut. Menurut penyidik utama MLSP di NYC Department of Health and Mental Hygiene, Hilary Parton, hingga saat ini penyebab dominasi angka penyakit lupus berdasarkan ras dan etnis masih diteliti menggunakan berbagai macam sumber.Selena Gomez dan sahabatnya, Francia Raisa yang menjadi pendonor ginjal untuknya. Instagram.com
Lupus merupakan salah satu penyakit yang sangat kompleks. Penyakit autoimun ini menyebabkan sel imun tubuh menyerang jaringan tubuh itu sendiri. Penyebab penyakit lupus belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli percaya bahwa beberapa orang lahir dengan gen tertentu yang mempengaruhi kinerja sistem kekebalan tubuh. Ada juga hal lain yang dikatakan bisa memicu serangan lupus, seperti infeksi virus. Baca: Begini Marion Jola Siapkan Ujian Nasional saat Indonesian Idol
Tidak hanya penyebabnya, gejala penyakit ini pun tidak memiliki ciri yang khas. Menurut dokter spesialis penyakit dalam Franciscus Ari, gejala yang biasa dikeluhkan pasien adalah kulit kemerahan, nyeri pada otot dan sendi, serta rambut rontok. “Setelah dicari-cari, baru ketahuan lupus atau (pasien) datang lemas dengan (keluhan anemia). Setelah tidak naik-naik hemoglobinnya dan dilakukan pemeriksaan, baru diketahui (terserang) lupus,” ujar Franciscus pada Tempo, 16 Februari 2017 silam.
CENTERS FOR DISEASE CONTROL AND PREVENTION | HEALTH | LUPUS FOUNDATION OF AMERICA | WEB MD | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA