Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Hari ini, Doodle Google memperingati hari kelahiran salah satu penulis berpengaruh di abad-21. Adeline Virginia Stephen lahir dan dibesarkan di sebuah keluarga yang istimewa. Ayahnya, Sir Leslie Stephen, merupakan seorang sejarawan dan pengarang. Ia juga termasuk salah satu tokoh paling menonjol di zaman keemasan pendakian gunung. Ibunya, Julia Prinsep Stephen (née Jackson) seorang perempuan kelahiran India sempat menjadi model bagi beberapa pelukis Pre-Raphaelite. Dia juga seorang perawat dan menulis sebuah buku tentang profesinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lahir pada tanggal 25 Januari 1882, Virginia Woolf—demikian kelak ia dikenal—lahir di lingkungan yang kuat untuk membentuknya menjadi seorang penulis. Wolf, mulai sejak remaja dan mulai menerbitkan novel pertamanya, The Voyage Out, pada tahun 1915. Dia menulis karya klasik modernis seperti Mrs. Dalloway, tentang seorang perempuan Clarissa Dalloway dengan setting waktu usai Perang Dunia I. Lalu ada To the Lighthouse dan Orlando, serta karyanya yang menampilkan perspektif pemikiran feminis Woolf di abad ke-20, A Room of One's Own dan Three Guineas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Virginia Woolf. wikipedia.org
Sejak kelahirannya sampai tahun 1895, Woolf menghabiskan musim panasnya di St. Ives, sebuah kota pantai di ujung barat daya Inggris. Rumah musim panas Stephens, Talland House—yang masih berdiri sampai sekarang—ia pun gemar melihat Teluk Porthminster dengan pemandangan Mercusuar Godrevy, yang kemudian mengilhami tulisannya. Dalam memoarnya, Woolf mengingat St. Ives. Ia pun memasukkan adegan dari awal musim panas ke dalam novel modernisnya, To the Lighthouse (1927).
Woolf memiliki tiga saudara kandung - Thoby, Vanessa dan Adrian - dan empat saudara tirinya - Laura Makepeace Stephen dan George, Gerald dan Stella Duckworth. Kedelapannya tinggal satu atap di 22 Hyde Park Gate, Kensington.
Pengalaman buruk dan traumatik mulai terjadi saat ia mengalami pelecehan seksual oleh saudara tirinya George dan Gerald Duckworth. Hal tersebut lantas ia tulis dalam esainya, A Sketch of the Past dan 22 Hyde Park Gate. Di usia ke-13, Woolf pun harus kehilangan ibunya yang meninggal akibat demam rematik. Setelah itu ia pun kehilangan Stella, saudara tirinya.
Guna mengobati kehilangannya, Woolf melanjutkan studinya ke Jerman, Yunani, dan Latin di Ladies 'Department of King's College London. Empat tahun studinya mengenalkannya pada beberapa feminis radikal.
Pada tahun 1904, ayahnya meninggal karena kanker perut, kembali membuatnya terpuruk. Selang setahun berikutnya ia mulai menulis secara profesional sebagai kontributor untuk The Times Literary Supplement. Setahun kemudian, saudara laki-laki Woolf yang berusia 26 tahun Thoby meninggal karena demam tifoid setelah melakukan perjalanan keluarga ke Yunani. Hidup Virginia Woolf dikelilingi oleh kehilangan dari anggota keluarganya. Saat itu maut seakan demikian dekat.
Pada 28 Maret 1941, Woolf keluar dari rumahnya mengenakan mantel. Ia mengisi saku mantelnya penuh dengan bebatuan dan berjalan menuju River Ouse yang tak jauh dari rumahnya. Virginia Woolf melompat ke arus sungai. Ia melarungkan dan menenggelamkan diri ke dasar sungai. Tubuhnya ditemukan polisi beberapa pekan kemudian. Karya-karyanyaWoolf kembali bergaung di lingkungan generasi pembaca baru selama gerakan feminis tahun 1970-an.
BIOGRAPHY.COM | INDEPENDENT.CO.UK