Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Orangtua Ernest Prakasa harus mengucapkan perpisahan kepada toko kelontong milik mereka. Setelah dirintis sejak 1985, toko yang diberi nama Toko Baru ini harus tutup karena persaingan zaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Terima kasih banyak perhatiannya buat toko nyokap gue, yang hari ini harus menyudahi masa aktifnya setelah 36 tahun, lama banget ya," kata dia dalam video yang diunggah pada Selasa dinihari, 14 September 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menjelaskan, toko itu didirikan bersamaan dengan kelahiran adik perempuannya. Ibunya yang menjalankan toko kelontong itu, adapun ayahnya memiliki bisnis lain. "Gue lahir tahun 1982 dan enggak pernah ada masa tutup berapa bulan, jadi part of her life, it's part of our lives," ujarnya.
Menurut dia, toko ibunya tergerus zaman. Sejak era e-commerce, toko-toko offline seperti Toko Baru sudah mulai limbung. Ernest membandingkan toko milik ibunya dengan minimarket yang menjamur. Minimarket, kata dia, tidak berhadapan langsung dengan Toko Baru.
"Minimarket lebih head to head dengan toko pinggir jalan skala kecil. Toko nyokap gue lebih kehantam e-commerce dengan harga lebih murah," katanya.
Banyak yang menyarankan Ernest agar toko ibunya dikemas dalam bentuk online, mengikuti perubahan zaman. "Susah nyokap gue beradaptasi penjualan seperti itu. Gue aja yang kepala 39 sudah susah beradaptasi dengan TikTok," tuturnya.
Ibunda Ernest Prakasa yang tengah menutup toko kelontongnya setelah 36 tahun. Foto: Instagram Ernest Prakasa.
Di halaman Instagramnya kemarin, Ernest menuliskan masa pahit yang harus dilakukan ibunya, yakni menutup toko. “Seperti adegan di film Cek Toko Sebelah, hari ini nyokap gue harus mengucapkan selamat tinggal sama para karyawan, sebagian bahkan sudah mengabdi selama belasan tahun. Toko Baru (di film gw plesetkan menjadi Toko Jaya Baru) yang beroperasi sejak 1985, akhirnya harus menyudahi perjalanannya setelah 36 tahun,” tulisnya.
Ernest mengunggah foto bersama ibunya dan karyawan-karyawan toko mereka di depan Toko Baru. Toko kelontong ini, menurut Ernest merupakan sumber utama nafkah keluarganya. Terutama setelah bisnis ayahnya hancur akibat krisis 1998. “Pandemi membuat pola belanja berubah, dan fasilitas online yang memang sudah membuat toko kelontong old school tergerus, semakin menggilas tanpa ampun,” tulis komika yang juga sutradara ini.a ka
Karyawan di toko ibunda Ernest yang sudah bekerja belasan tahun ini ada yang ditampung bekerja di tempat lain, sebagian juga hendak pulang kampung untuk membuka toko sendiri atau bertani.
Bagi suami dari Meira Anastasia ini zaman memang sudah berubah, namun hidup harus berlanjut. Tidak ada yang perlu disesalkan, menurut Ernest, hanya ada hal-hal baik yang patut disyukuri. “Yang sabar ya Ma, I’m always here,” tulisnya lagi.
Unggahan Ernest ditanggapi oleh rekan-rekan selebritasnya yang mengirimkan salam untuk ibu Ernest. “Salam sayang buat mama ya Ernest. Sehat dan semangat selalu,” tulis Asri Welas. “Ahhh jadi keinget toko mamake juga di Bandung. Sekarang sudah disewa-sewain ke yang menggilas, semangat tante,” tulis komika Boris Bokir. “Pantes CTS itu bagus banget ya. Semangat tante,” tulis Fajar Nugros.
Cek Toko Sebelah merupakan film komedi garapan Ernest Prakasa yang tayang perdana 2016. Cerita Cek Toko Sebelah mengadaptasi kehidupan nyata Ernest selaku penulis juga sutradara film ini. Menyusul kesuksesannya film Cek Toko Sebelah dibuat menjadi serial yang tayang sejak Desember 2018.
DEWI RETNO