Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di atas bukit Citadel Namur, Belgia, Ridwan Kamil berdiri bersisihan dengan isteri tercinta, Atalia Praratya. Udara cukup cerah saat itu. Kang Emil, panggilan akrab Walikota Bandung itu, menjauhkan tangannya yang memegang gawai, keduanya tersenyum dan berpose, lalu klik!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Romantisme sepasang suami-isteri pun kini terekam indah dalam sebingkai gambar hasil swa-foto. Taburan awan seputih kapas yang berarak di atas Bukit Citadel Namur, bak ikut menjadi saksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adegan romantis itu seperti jeda dari berbagai perjalanan Kang Emil dan rombongan yang menjangkau beberapa sudut Belgia, belum lama ini.
Acara utama dari kunjungan kerjanya ke Belgia itu adalah mengikuti acara diskusi meja bundar tingkat tinggi dari Federasi Pengusaha Belgia (Federation of Belgian Enterprises/FEB), pertengahan Oktober. Dalam acara itu hadir pula Wakil Presiden M. Jusuf Kalla dan pejabat tinggi Indonesia lainnya.
Namun sebelum dan sesudah acara itu Kang Emil mengunjungi beberapa kota untuk merintis impiannya mengedarkan “Little Bandung” ke pelosok dunia.
Yang dia maksudkan dengan Little Bandung adalah tersebarnya hasil produksi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) khas Bandung dan Jawa Barat secara internaisonal. Ia melakukannya upya itu disela berbagai undangan berkunjung ke luar negeri.
Sehari sebelum mengikuti acara diskusi FEB, misalnya, Ridwan Kamil melakukan perjalanan ke Kota Namur untuk menekan nota kesepahaman Kota Kembar (Sister City) dengan pemerintah kota setempat.
Kota Namur berjarak sejam perjalanan dari Ibu Kota Kerajaan Belgia, Brussel. Ia rela menepis keletihan akibat perjalanan panjang dari Tanah Air untuk segera meluncur ke kota itu.
Di sanalah ia bersama sang istri dan anggota rombongan lain juga menata berbagai barang promosi yang dibawa langsung dari Bandung. Tempatnya di belakang teras Kantor Wali Kota Namur.
Barang yang dipajang, antara lain, busana batik, perhiasan, kalung wayang, sepatu. tas, wayang golek, sampai kuliner kue nastar dan berbagai jajanan khas Tanah Pasundan. Ilustrasi wayang golek (hasil karya paguyuban sanggar Tumaritis, Bogor). Istimewa
"Senang bisa ikut mempromosikan kuliner Indonesia berupa rendang Padang dan abon ikan kepada masyarakat di Eropa, khususnya di Namur, Belgia," ujar Uni Elvi, salah satu anggota rombongan. Hal serupa disampaikan Feny Mustafa yang memperkenalkan produk Shafira.
Tak hanya itu, mereka juga mengadakan pameran mini selama dua hari di Hotel de Ville, dengan tajuk Little Bandung Mobile.
Selama di Citadel, Kang Emil juga menyambangi pabrik minyak wangi Guy Delforge Parhumerie, dan bersua dengan sang pemilik. Ia mengisi buku tamu dan menyebutkan Citadel adalah tempat yang indah dan menginspirasi ."Keep up the great works", demikian ia menulis dalam buku tamu.
Ridwan Kamil juga berkunjung ke Taman Pairi Daiza di Brugelette--berjarak 85 kilometer dari Kota Brussel. Di sana alumni Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung itu kembali menjajaki membuka gerai pamer dan menjual berbagai produk ala Little Bandung.
Perjalanan masih panjang untuk mewujudkan mimpi melanglangbuanakan Little Bandung. Dan dari Citadel, Ridwan Kamil telah mengayunkan langkah pertamanya
ANTARA
Baca juga: