Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Gorontalo adalah daerah yang berpotensi menarik kunjungan wisatawan mancanegara alias wisman Cina ke Indonesia. Provinsi di lidah Pulau Sulawesi itu dinilai merupakan salah pintu masuk strategis bagi wisman, khususnya turis Cina, menuju Tanah Air, selain Manado di Sulawesi Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tahun lalu, wisman Cina tercatat memberikan kontribusi kunjungan terbanyak ke Indonesia, yakni mencapai 1,9 juta, dengan angka pertumbuhan (sustain growth) 42,2 persen. Dengan demikian, Cina menempati posisi teratas top 5 wisman ke Indonesia mengungguli Eropa, Australia, Singapura, dan India.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kementerian mencatat, sebagian besar wisman Cina ke Indonesia masuk melalui pintu Sulawesi Utara. Sepanjang 2017, kunjungan wisman negeri tirai bambu itu lewat Sulawesi Utara terhitung mencapai 24 ribu.
Arief menilai posisi Gorontalo yang dekat dengan Manado menjadi keuntungan tersendiri. "Gorontalo seharusnya bisa menempatkan diri sebagai secondary destination untuk menarik wisman dari Cina. Dengan cara ini, kunjungan wisman ke Gorontalo akan meningkat tajam," kata Arief dalam rilis yang diterima Tempo.
Selama ini, Gorontalo belum mendapat kunjungan masif dari turis Cina. Pada 2017 saja, angka turis asing masuk ke provinsi tersebut cuma 8 ribu. Artinya, tiga kali lebih sedikit dari kunjungan wisman ke Sulawesi Utara. Padahal, menurut Arief, Gorontalo mempunyai destinasi yang komplet, yang diduga cocok dengan selera turis Cina.
Gorontalo memiliki wisata alam dengan pantai unggulannya. Seperti Pulau Cinta yang menjadi tempat bernaungnya resor-resor apung di tengah laut layaknya di Maladewa. Selain itu, provinsi ini mempunyai kekayaan kuliner. Unsur-unsur atraksi, amenitas, dan aksesibilitas untuk meningkatkan kunjungan wisatawan pun telah terpenuhi.
Gorontalo juga telah merancang 17 agenda wisata unggulan yang akan digelar selama satu tahun. Dua di antaranya masuk dalam kalender wisata nasional pilihan Kemenpar, yakni Gorontalo Karnaval Karawo dan Festival Pesona Danau Limboto.
Sebagai langkah awal, Arief berujar, Gorontalo dapat mencontoh Lombok, Nusa Tenggara Barat. Lombok dinilai berhasil menempatkan diri sebagai secondary destination terhadap Bali sehingga kunjungan wismannya melonjak tajam hingga mencapai 1 juta kunjungan setahun.
Artikel Lain: Gorontalo Mengembangkan Wisata Longalo River Tubing