Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Lima Fakta Tentang Kima di Kepulauan Derawan

Objek yang menjadi bahan perbincangan adalah pembuatan makanan dari kima di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.

23 April 2018 | 15.47 WIB

Nabucco Island Resort di Pulau Maratua, Kep. Derawan, Kab. Berau, Kalimantan Timur, 1 Oktober 2016. TEMPO/ Nita Dian
Perbesar
Nabucco Island Resort di Pulau Maratua, Kep. Derawan, Kab. Berau, Kalimantan Timur, 1 Oktober 2016. TEMPO/ Nita Dian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu episode program Para Petualang Cantik Trans7 menuai protes dari warganet. Objek yang menjadi bahan perbincangan adalah pembuatan makanan dari kima di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Kima adalah sejenis kerang besar yang banyak ditemukan di wilayah perairan Asia Tenggara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu protes di Twitter berasal dari akun Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikatan. "Mohon penjelasannya untuk tayangan yang menampilkan konsumsi kima, yang merupakan salah satu hewan yang dilindungi oleh PP 7/99," ujar @DitjenPRL.

Reaksi warganet itu direspon oleh pengelola program acara tersbeut, Lewat akun Instagram Para Petualang Cantik, kru meminta maaf atas kelalaian dan kesalahan mereka dalam mencari informasi.

Apakah kima itu? Berikut beberapa fakta mengenai kerang kima.

1. Kerang raksasa

Kima disebut sebagai salah satu kerang dengan bentuk dan ciri yang paling unik di antara semua jenis kerang. Ukuran cangkang kima sangat besar dan berat sehingga disebut juga kerang raksasa atau giant clams. Kima juga disebut makhluk aneh separuh hewan dan separuh tumbuhan yang berbulu cambuk dari marga Symbidinium.

Ukuran kima dapat mencapai ukuran 1,5 meter dengan berat 250 kilogram, bahkan konon pernah ditemukan kima dengan ukuran hampir mencapai 2,5 meter.

Tercatat ada 10 jenis kima yang tersebar di perairan tropis di Samudera India dan Pasifik. Indonesia jadi daerah pusat penyebaran kima di dunia. Ada 7 spesies kima yang bisa ditemukan di perairan Nusantara.

2. Hewan dilindungi

Kima termasuk hewan laut yang dilindungi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan dan Jenis Tumbuhan dan Satwa memasukkan ketujuh jenis kima yang hidup di Indonesia menjadi hewan yang dilindungi.

Hal ini disebabkan karena kenyataannya populasi kima di alam sudah sangat menurun terutama disebabkan pemanfaatan manusia. Misalnya, kima dijadikan makanan dan diperdagangan untuk akuarium.

3. Warnanya cemerlang

Alga atau ganggang tinggal di dalam jaringan permukaan mantel Kima, yang menimbulkan warna cemerlang dan sangat atraktif. Warna ini berasal dari pigmen dan klorofil ganggang simbion tersebut. Permukaan mantel Kima menghadap matahari dan memberi kesempatan pada zooxanthellaee untuk berfotosintesa.

Kima selalu membuka cangkangnya pada siang hari sehingga jaringan tempat tinggal zooxanthellae tersebut mendapat sinar matahari secara maksimal. Selain memberi ruang untuk zooxanthellae berkembang biak, jaringan sifonal Kima juga dilengkapi badan seperti lensa (hyaline organ) untuk memaksimalkan intensitas cahaya.

4. Taman Kima di Mentawai

Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Padang membuat Taman Kima di Mentawai pada 2016. Lokasinya secara administrasi berada di Dusun Jati, Desa Tuapejat, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai.

5. Manfaat kima

Kima sendiri berperan luar biasa di struktur ekosistem laut, kerang raksasa ini mampu menyaring air laut hingga puluhan ton liter.

Kima juga kaya akan kandungan protein. Sejak zaman purba dikenal sebagai sumber makanan sehat bagi manusia di wilayah perairan. Daging kima dipercaya mampu menambah kejantanan kaum pria. Harga kima pun yang menjadi bahan makanan jadi sangat mahal dan sering dijadikan menu khusus di restoran-restoran mewah.

Cangkang kima juga dijadikan hiasan yang eksotis seperti asbak, hiasan akuarium, dan aksesoris lainnya yang harganya sangat mahal. Namun akibat eksploitasi yang berlebihan ini, jumlah kima di perairan semakin langka.

bpsplpadang.kkp.go.id | www.indonesiakaya.com | bpspldenpasar.kkp.go

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus