Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Sean 'Diddy' Combs Klaim Tak Sadar saat Lakukan Kejahatan

Pengacara Sean 'Diddy' Combs mengklaim kliennya tak sadar karena pengaruh narkoba dan alkohol saat melakukan berbagai kejahatan,.

1 Mei 2025 | 20.10 WIB

Sean 'Diddy' Combs. Shutterstock
Perbesar
Sean 'Diddy' Combs. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tim pengacara Sean ‘Diddy’ Combs mengajukan argumen terbaru bahwa klien mereka mungkin tidak memiliki kapasitas mental utuh untuk melakukan kejahatan yang dituduhkan kepadanya. Pernyataan tersebut muncul melalui dokumen pengadilan yang diperoleh People pada Senin, 28 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pilihan Editor: Sean 'Diddy' Combs Tolak Tawaran Pengakuan Bersalah

Jaksa Tolak Kesaksian Soal Mental Sean 'Diddy' Combs

Dalam dokumen tersebut, jaksa menanggapi dengan mengajukan mosi sehari sebelumnya, Ahad, 27 April, untuk menolak setiap kesaksian ahli yang menyatakan bahwa Diddy tidak mampu secara mental akibat pengaruh alkohol atau zat adiktif saat melakukan tindak kriminal. Kesaksian yang dimaksud berasal dari seorang psikiater, Dr. Elie Aoun, yang akan dihadirkan pihak pembela dalam persidangan mendatang. Jaksa meminta agar hakim melarang kesaksian tersebut digunakan di pengadilan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jaksa menyatakan dalam berkasnya, “Kesaksian yang diinformasikan berkaitan dengan kapasitas mental terdakwa yang berkurang untuk membentuk mens rea yang dibutuhkan untuk melakukan tindak pidana yang didakwakan. Dengan kata lain, kondisi mental yang berkaitan dengan kesalahan.”

Apa Itu Mens Rea?

Dalam terminologi hukum, mens rea yang berarti niat bersalah merupakan unsur penting dalam membuktikan kesalahan terdakwa. Dilansir dari Legal Information Institute, untuk menjatuhkan vonis, jaksa harus membuktikan bahwa terdakwa tidak hanya melakukan perbuatan tersebut, tapi juga melakukannya dalam keadaan mental yang bersalah—artinya, dengan kesadaran atau niat jahat.

Dalam berkas yang telah disunting sebagian isinya itu, jaksa menduga kesaksian Aoun akan mengarah pada dalih bahwa Combs kehilangan kapasitas mental karena pengaruh alkohol dan narkoba. Jaksa menambahkan, “Jika seorang terdakwa berniat untuk mengajukan bukti ahli yang berkaitan dengan penyakit mental, cacat, atau kondisi mental lainnya yang berhubungan dengan persoalan kesalahan, maka ia wajib memberikan pemberitahuan kepada pemerintah.”

Menanti Persidangan Sean ‘Diddy’ Combs

Rapper kenamaan Hollywood ini dijadwalkan menghadapi persidangan perdananya di New York pada Senin, 5 Mei 2025. Diddy kini mendekam di Pusat Penahanan Metropolitan, Brooklyn sembari menunggu proses hukum berjalan. Pada September 2024, ia didakwa atas tuduhan perdagangan seks, pelecehan, pemerkosaan, hingga pemerasan berdasarkan dakwaan setebal 14 halaman, menurut laporan US Weekly

Dalam dokumen tersebut, pelantun ‘Last Night’ itu dituduh telah “menyalahgunakan, mengancam, dan memaksa perempuan serta orang-orang di sekitarnya. Beberapa kejadian yang diduga terjadi untuk memenuhi “hasrat seksual, melindungi reputasi, dan menyembunyikan perilaku” Combs disebut terjadi sejak 2009. Ia telah membantah seluruh tuduhan yang diarahkan kepadanya.

Kuasa hukum Diddy, Marc Agnifilo, menyampaikan pernyataan pada September 2024 yang menyebut proses hukum ini tidak adil. “Kami kecewa dengan keputusan untuk tetap melanjutkan proses hukum yang kami yakini tidak adil terhadap Tuan Combs oleh Kejaksaan Amerika Serikat,” ujarnya. 

Agnifilo menambahkan pembelaan bahwa Sean ‘Diddy’ Combs adalah ikon musik, pengusaha mandiri, ayah penyayang, dan dermawan yang telah menghabiskan 30 tahun membangun kariernya, mencintai anak-anaknya, dan berjuang mengangkat komunitas kulit hitam. “Ia memang bukan manusia sempurna, tapi ia bukanlah seorang kriminal,” tuturnya.

PEOPLE | US WEEKLY | LEGAL INFORMATION INSTITUTE 

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Alumni President University jurusan International Relations, Strategic and Defense Studies. Menulis tentang Politik, Ekonomi, Seni, dan Gaya Hidup. Bukunya terbit pada 2020, Gender Inequality in Southeast Asia: An Itinerary to the Light.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus