Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan wisata dengan konsep heritage segera hadir di Kota Malang. Pemerintah setempat telah memulai pembangunan kawasan wisata itu bulan ini dan ditargetkan selesai tahun ini juga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembangunan kawasan wisata yang disebut Malang Heritage di wilayah Kayutangan itu dimulai dengan melakukan penutupan beberapa ruas jalan protokol di sekitar lokasi pembangunan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada dua titik utama penutupan ruas jalan. Dua ruas tersebut adalah simpang empat Rajabali dan simpang tiga di depan kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kota Malang.
Penutupan dua titik utama tersebut dilakukan karena ada penggantian lapisan aspal dengan batuan andesit.
Wali Kota Malang Sutiaji meminta masyarakat untuk menyesuaikan diri sementara waktu selama proses pembangunan tersebut. "Saya berharap masyarakat bisa menyesuaikan diri dengan adanya proyek pembangunan ini. Memang pasti susah dulu untuk sementara, nanti pada akhirnya akan bagus," kata dia, Selasa, 10 November 2020.
Kawasan Kayutangan, atau yang saat ini dikenal sebagai Jalan Basuki Rachmad merupakan pusat perdagangan dan pertokoan pada masa Hindia Belanda. Di kawasan tersebut, berderet bangunan tua yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Saat ini, kawasan tersebut merupakan pusat perkantoran dan pertokoan. Di sepanjang Jalan Basuki Rachmad, terdapat beberapa gedung perbankan, dan pertokoan yang telah beroperasi sejak puluhan tahun lalu.
Kawasan Malang Heritage yang saat ini tengah dibangun tersebut, nantinya akan dijadikan menyerupai Malioboro di Yogyakarta atau Jalan Braga di Bandung. Pemkot Malang berharap kawasan wisata itu mampu menyedot perhatian para wisatawan yang ke Kota Malang.
Pemerintah akan menata sejumlah sudut di kawasan Kayutangan sekaligus melestarikan cagar budayanya. Sejumlah fasilitas penunjang juga akan dibangun untuk mendukung konsep wisata heritage di sana.