Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Menjajal Wisata Trekking di Sentul yang Mulai Diminati Saat Pandemi

Wisata trekking ini menawarkan pengalaman dekat dengan alam sekaligus menyehatkan badan.

28 November 2020 | 14.53 WIB

Ilustrasi mendaki gunung. TEMPO/Aris Andrianto
Perbesar
Ilustrasi mendaki gunung. TEMPO/Aris Andrianto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bogor – Pesona alam dan wisata di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor selalu menarik minat wisatawan untuk datang, mulai dari hutan pinus, air terjun, camping ground, pemandian air panas, offroad hingga motor trail. Kini, Sentul punya wisata baru yang mulai diminati, yaitu wisata trekking atau hiking dan body rafting.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Wisata alternatif outdoor ini tengah naik daun sejak masa pandemi Covid-19 mewabah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepada Tempo, seorang koordinator penyedia wisata dari Pesona Treking Sentul, Muhamad Syarifudin alias Arif mengatakan salah satu alasan wisatawan tertarik dengan wisata luar ruangan ini karena selain memberikan pemandangan pesona alam yang luar biasa, juga memberikan kesan edukatif tentang alam. “Bahkan periode 2014 hingga 2019, wisata alam ini awalnya untuk terapi bagi anak berkebutuhan khusus,” kata dia, Rabu, 25 November 2020.

Seiring berjalannya waktu, para orang tua yang biasa membawa anak-anaknya untuk terapi di alam bebas itu membawa lagi rekan atau koleganya untuk turut serta sekaligus berwisata.

Arif menyebut istilah wisata trekking memang sudah ada sejak 2007. Namun saat itu, kegiatan wisata ini nampak biasa saja karena seperti halnya orang kampung hanya berjalan ke sawah, hutan atau air terjun.

Ia pun sempat berpikir serupa. Sebab, aktivitasnya hanya berjalan kaki sambil membawa tas ransel dan trekking pole. “Setelah saya amati dan bertanya perihal itu kepada pemandu yang kebetulan salah satu pemuda setempat, ternyata ini bisa dikembangkan dan bisa menarik wisatawan dengan pengelolaan baik dan terbuka untuk siapapun,” kata lelaki yang memiliki background travel agent ini.

Mulanya, wisata ini pun masih kalah pamor dibandingkan offroad, trail moto adventure dan lain sebagainya yang ada di kawasan Sentul. Penyedia jasa trekking terapi pun vakum akibat pandemi.

“Dalam kondisi itu, ada satu konsumen saya menanyakan trekking ini dan dia meminta saya untuk jadi guidenya,” ucap Arif.

Berawal dari komunikasi konsumen yang menjadi langganannya untuk berwisata itu, Arif pun berkoordinasi dengan para pemuda yang pernah menjadi guide di provider wisata trekking terapi dan mengajak mereka untuk bekerjasama membangun dan mengelola wisata itu bersama. Sejak berdiri Juli lalu, wisata trekking yang dikelola Pesona Treking Sentul selalu ramai. "Alhamdulillah ternyata peminatnya banyak, bahkan saat ini setiap hari selalu aja yang booking. Kebanyakan grup atau family,” kata dia.

Bagi wisatawan yang ingin trekking di Sentul, ada sejumlah pilihan. Mulai dari trekking terapi hingga trekking berlevel ekstrem. Untuk trekking terapi, Arif menyebut hanya khusus untuk family dengan rute terjauh 2,5 kilometer. Dengan rute itu, wisatawan bisa menelusur sawah, perkebunan dan body rafting.

Lewat wisata ini, nilai edukasi natural alam lebih dicondongkan agar anak-anak bisa lebih tahu tentang alam. “Dulu pernah ada satu klien, anaknya baru tahu cikal bakal beras seperti apa. Selain itu yang takut air dan bebatuan pun, perlahan sembuh,” ucap Arif.

Lalu untuk wisata trekking biasa ada tiga pilihan, mulai dari track easy, medium dan ekstrem. Untuk level easy, peserta akan berjalan mulai 2 hingga 4 kilometer dengan rute padang ilalang di lembah gunung, kebun pinus, perkebunan dan menyusur sungai hingga air terjun. Untuk yang medium, peserta akan berjalan mulai 4 hingga 7 kilometer dengan rute sama seperti easy namun menyusur sungai lebih jauh dan menemui tiga sampai empat air terjun.

Untuk yang ekstrem, menurut Arif, khusus untuk trial running karena akan menempuh perjalanan hingga 22 kilometer. “Primadonanya air terjun dan goa sejarah Agung Garunggang karena ada mega karst yang sudah terbentuk ribuan tahun lalu,” ujarnya.

Garis finish trekking biasanya memang dibuat di air terjun, sehingga wisatawan bisa sekaligus membersihkan diri. Waktu trekking rata-rata 5 sampai 8 jam.

Bagi wisatawan yang ingin wisata trekking, Arif mengingatkan agar mempersiapkan diri. Peserta wajib dalam keadaan sehat jasmani dan membawa perlengkapan yang dibutuhkan. Pihaknya sudah menyiapkan trekking pole dan jas hujan.

Harga yang ditawarkan sekitar Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu per perjalanan tergantung jumlah peserta. Namun harga itu sudah termasuk tiket masuk lokasi wisata dan parkir.

Demi keamanan wisatawan, Arif mengatakan pihaknya hanya melayani private group atau family. Masing-masing guide biasanya hanya mendampingi 3 sampai 5 orang. Pihaknya pun sudah menerapkan protokol kesehatan demi keamanan bersama.

Arif menyebut manfaat wisata trekking bisa meningkatkan imunitas tubuh, membakar kalori, meningkatkan kreativitas dan kerjasama tim, menurunkan berat badan dan lainnya.

Seorang peserta trekking Adi Guntara mengatakan ia tertarik mengikuti wisata trekking karena menilainya sebagai wisata yang sehat dan aman saat pandemi. Sebab, selama melakukan trekking, dirinya terus di bawah sinar matahari yang mana sangat bermanfaat untuk imunitas tubuh.

Selama perjalanan, ia pun bisa menikmati pemandangan dan udara yang bagus. “Lagian kan saat Covid gini wisata-wisata lain banyak tutup. Kalaupun buka kita ngeri, jadi kita pilih ini lebih aman dan sehat,” kata Adi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus