Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Puncak Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) ke XVIII 2023 diwarnai dengan aksi karnaval super meriah di kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta, Sabtu petang, 4 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karnaval yang kembali hadir setelah absen dua tahun akibat Covid-19 itu menghadirkan sejumlah atraksi yang membuat ribuan pengunjung di Malioboro enggan beranjak. karnaval dimulai dengan atraksi Tari Ying Chan Hwa yang merupakan tarian menyambut bunga musim semi yang dibawakan Paguyuban Hakka Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berkostum serba merah, rambut dikuncir dan membawa kipas angin berwarna merah muda serta sapu tangan kuning, tujuh penari perempuan yang tak lagi muda itu tampil lincah penuh keceriaan di kawasan Titik Nol Kilometer yang menjadi panggung utama karnaval.
Tanpa jeda, tarian selanjutnya berjudul The Spring Festival atau tarian menyambut festival musim semi yang dibawakan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia atau PSMTI Yogyakarta tak kalah meriah. Lebih dari 10 penari dengan kostum beraneka warna menyerupai bunga-bunga sedang bermekaran itu membuat pengunjung memberikan tepuk tangan meriah.
Tak kalah serunya tarian Liong tradisional yang dibawakan Paguyuban Ho Hap Hwe Yogyakarta. Tari yang dimulai dengan barisan prajurit membawa pataka-pataka yang dipimpin panglima memainkan golok panjang itu membuka tarian naga yang terus meliuk mengejar bola api.
Gelaran PBTY telah dimulai sejak 30 Januari 2023. Ketua Pelaksana PBTY Sugiarto mengatakan karnaval PBTY ini telah menjelma menjadi satu event yang paling dinantikan masyarakat dan wisatawan, baik domestik serta mancanegara setiap tahun penyelenggaraannya.
"Terutama untuk karnaval kali ini, sangat dinantikan karena tidak digelar selama dua tahun berturut turut akibat pandemi Covid-19," kata Sugiarto.
Sugiarto mengatakan ada sederet penampil yang turut dalam karnaval Puncak Pekan Budaya Tionghoa ini dan tak melulu menampilkan atraksi seni dari tradisi Tionghoa. Ada juga drumband dari kelompok Angkatan Udara, Tarian Topeng Ireng khas Sleman hingga Tarian Angguk khas Kulon Progo. "Ada juga aksi dari paguyuban Wushu Yogyakarta," kata dia.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dahulu.