Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para penggemar Billie Eilish sepertinya tidak bisa berekspektasi mendapatkan konser dengan durasi yang panjang. Pelantun “What Was I Made For” tersebut menyatakan bahwa ia menolak untuk melakukan konser dengan durasi selama tiga jam karena dinilai terlalu lama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya bahkan tidak menginginkan itu sebagai penggemar. Artis favorit saya di dunia, saya tidak mencoba mendengarkannya selama tiga jam. Itu terlalu lama,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari People, berdasarkan rekaman komentar penggemar yang sama ia bahkan menyebut waktu konser selama tiga jam adalah sesuatu yang gila. “Saya tidak melakukan pertunjukan tiga jam, itu benar-benar psikotik (gila),” ucap penyanyi berusia 22 tahun itu. Baginya, penyanyi maupun penonton sama-sama tidak menginginkan hal tersebut. “Tidak ada yang menginginkan itu. Kalian tidak menginginkan itu. Saya tidak menginginkan itu.”
Billie Eilish memang belum lama ini baru saja mengumumkan tur yang dilakukan pasca perilisan album terbarunya, Hit Me Hard and Soft, tepatnya satu bulan lalu pada 29 April 2024. Dirinya menyatakan bahwa ia siap melakukan apapun untuk membuat tur yang dimulai pada September mendatang di Amerika Utara itu mencapai kesuksesan yang maksimal. Tetapi, melangsungkan konser selama tiga jam bukan salah satunya. Selain Amerika Utara, adik dari penyanyi Finneas tersebut juga akan melakukan turnya di Australia, Eropa, Inggris dan Irlandia.
Finneas O'Connell dan Billie Eilish tampak mengenakan pin merah saat menghadiri acara Academy Awards ke-96 (Oscar) di Hollywood, California, AS, 10 Maret 2024. Sejumlah artis menunjukkan dukungannya untuk Palestina saat menghadiri Oscar 2024. REUTERS/Carlos Barria
Album Terbaru Billie Eilish
Billie merilis album Hit Me Hard and Soft pada Jumat kemarin, 17 Mei 2024. Baginya, album berisi 10 buah lagu ini seperti refleksi baginya untuk melihat dirinya di masa lalu.
“Saya merasa album ini adalah saya,” katanya kepada Rolling Stone pada April lalu sebagaimana yang tertulis pada laman People. “Itu bukan karakter. Rasanya seperti (album) When We All Fall Asleep, Where Do We Go? versi saya. Rasanya seperti masa mudaku dan diriku saat masih kecil.”
Hal tersebut diaminkan oleh kakaknya, yang juga menambahkan bahwa album tersebut berasal dari tempat di mana Billie terhubung kembali dengan dirinya yang lebih muda. “Dalam beberapa hal, mengembangkan (album) berarti mengunjungi ulang banyak hal,” katanya. “Saya merasa album ini memiliki hantu yang nyata di dalamnya, dan saya mengatakannya dengan penuh cinta.”
Keduanya membagikan kisah mengenai proses pengembangan konsep pada pembuatan album tersebut. Finneas mengungkapkan bahwa terdapat ide-ide yang membangun album Hit Me Hard and Soft yang sebenarnya sudah berusia lima tahun. Endapan ide-ide tersebut menjadikan lagu yang tercipta memiliki serpihan masa lalu di dalamnya, sehingga membuatnya lebih spesial.
“Ketika Billie berbicara tentang era When We All Fall Asleep, itu adalah sandiwara dan kegelapan ini. Hal apa yang tidak bisa dilakukan oleh siapapun sebaik Billie? Album ini adalah eksplorasi dari hal terbaik yang kami lakukan,” pelantun “Break My Heart Again” itu menambahkan.
Kakak beradik tersebut sepakat bahwa album terbaru Billie menjadi proyek terfavorit yang mereka kerjakan. Billie Eilish juga menulis di akunnya sendiri yang menyatakan bahwa ia sangat senang atas kelahiran Hit Me Hard and Soft. “@finneas dan saya memasukkan begitu banyak hal ke dalam album ini dan tidak pernah menyukai sesuatu yang lebih dari ini,” tulisnya.
Hal tersebut selaras dengan antusiasme para penggemar Billie yang ikut ramai mempopulerkan lagu-lagu dari album terbarunya. Sejauh ini, lagu “LUNCH” menjadi lagu di dalam album Hit Me Hard and Soft yang paling banyak diputar di Spotify, yaitu lebih dari 106 juta kali.
PEOPLE | BILLBOARD