Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Golden Week di Jepang tahun ini terasa berbeda. Pekan libur panjang yang biasanya dimanfaatkan warga Jepang untuk berlibur dan mudik, kali ini berubah total menjadi Stay Home Week.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengikuti mandat pemerintah Jepang yang melarang warganya untuk mudik apalagi piknik, beberapa destinasi wisata di Jepang dan daerah-daerah tak terjadi arus wisatawan. Rupanya, warga Jepang sangat patuh terhadap imbauan pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Golden Week adalah libur panjang, merupakan musim liburan tahunan akumulasi empat hari libur nasional di Jepang yang berlangsung sekitar seminggu dari 29 April hingga 6 Mei,” ujar Agusta Lawriko, Japan Tour Specialist, dalam dialog “Apa Kabar Jepang?” yang disiarkan secara Live di akun Instagram HIS Travel Indonesia pada Jumat, 8 Mei 2020.
Empat hari libur nasional di Jepang itu memang berdekatan tanggalnya, Hari kelahiran Kaisar Hirohito (29 April), Hari Konstitusi (3 Mei), Hari Hijau atau Greenery Day untuk memperingati kegemaran Kaisar terhadap kegiatan menanam (4 Mei) dan hari Anak (5 Mei).
Ilustrasi yang mirip untuk di Indonesia, momen Golden Week itu serupa dengan rangkaian libur lebaran dan cuti bersama. Walhasil momentum liburan, namun ada kebijakan pembatasan wilayah membuat moda transportasi tampak lengang. Berbagai event perayaan Golden Week pun dibatalkan.
Di Tokyo sebagai kawasan urban, berbagai event untuk menyambut Golden Week ditiadakan. Sebagai perbandingan, biasanya setiap tahun pada pekan Golden Week di Tokyo bisa ditemukan beragam event festival seperti Tokyo Tower 333 Carp Streamers (Festival layang-layang ikan untuk merayakan hari Anak), Tokyo Flea Market (semacam pasar dadakan) di Yoyogi Park, Festival Bunga Wisteria di Kameido Tenjin Shrine, Festival Bunga Azale di Nezu Shrine, Disney’s Easter yang diadakan setiap akhir Mei hingga kembali Juni di Tokyo Disney Sea dan masih banyak event lainnya.
Patung singa di Shinjuku, Tokyo, dipasangi masker. Foto: HIS Travel
Beberapa prefektur atau provinsi juga telah membuat larangan kunjungan. Terutama Okinawa, sebagai destinasi wisata favorit saat musim Golden Week, juga terpaksa harus menutup arus kunjungan wisatawan lokal.
Okinawa memang telah lama menjadi destinasi liburan Golden Week, “Sudah menjadi kebiasaan warga Jepang untuk berlibur di Okinawa saat pekan Golden Week karena di akhir April menjelang musim panas, suhu di Okinawa terasa lebih hangat yaitu sekitar 23 derajat celcius,” ungkap Takeshi Okumura, Operational Director HIS Travel Indonesia.
“Cukup hangat bagi orang Jepang,meskipun mungkin teras sejuk buat orang Indonesiaya?” tambahnya.
Okinawa merupakan pulau besar di Jepang yang tidak pernah turun salju. Di wilayah itu, suhu terendah 15 derajat celcius dan hanya terjadi saat musim dingin. Terletak di laut Cina Selatan, Okinawa berdekatan dengan beberapa negara. Jika ditempuh dengan penerbangan dari Tokyo, Korea Selatan, Taiwan ataupun China membutuhkan waktu sekitar dua jam saja.
Secara geografis Okinawa terletak di sepanjang garis lintang yang sama dengan Hawaii. Tak heran jika banyak orang mengatakan, Okinawa adalah Hawaiinya Jepang. Disebut juga surga bagi pecinta laut. Daya tarik utamanya adalah kekayaan alam bawah laut, pantai pasir putih, dan terumbu karang yang terjaga dengan baik.
Ada ratusan jenis terumbu karang di bawah laut Okinawa, jumlah tersebut merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Tak heran jika Okinawa terkenal sebagai salah satu spot snorkeling terbaik di dunia.
Selain watersports, banyak hal bisa dilakukan di Okinawa saat berlibur. Salah satunya berkemah atau camping. Okinawa adalah tempat yang menakjubkan untuk camping. Di sana sudah disediakan banyak titik kemah di seluruh kepulauan. Bahkan berkemah dengan fasilitas modern juga sangat memungkinkan. Tersedia fasilitas sewa dari tenda, matras tidur, hingga peralatan BBQ.
Kalau ingin lebih dekat dengan alam, bisa juga berkemah di pinggir pantai sambil menikmati deburan ombak dan hembusan angin pantai. Di samping iklim Okinawa yang hangat, Okinawa adalah provinsi yang istimewa karena memiliki penduduk dengan harapan hidup tertinggi di seluruh dunia.
Banyak penduduknya berusia hingga di atas 100 tahun dengan kondisi tubuh yang sehat, sehingga provinsi ini dijuluki sebagai Land of Immortals. Angka harapan hidup yang tinggi dari penduduk Okinawa ditentukan oleh pola makan dan gaya hidup sehat, serta memiliki hubungan yang baik dengan alam.
Di desa Ogimi, sebelah utara Okinawa, dikenal sebagai Village of Longevity karena memiliki sejumlah penduduk dengan usia di atas 100 tahun yang berada dalam kondisi sehat. Itulah sebabnya, saat Golden Week pemerintah lokal Okinawa membuat larangan kunjungan, dengan tujuan salah satunya adalah untuk melindungi warga Okinawa yang banyak berusia lansia dari paparan virus corona.
Foto bertanggal 27 Januari 2018 menunjukkan Kastil Shuri di ibukota Prefektur Okinawa, Naha, Jepang.[Mainichi / Takeshi Noda]
“Masyarakat Indonesia mungkin bisa belajar dari kepatuhan masyarakat Jepang terhadap instruksi pemerintah untuk tidak mudik, dengan tujuan yang sama yaitu untuk mengurangi atau menghentikan penularan virus corona dari satu daerah ke daerahlain,” tambah Okumurasan.