Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Pemilik Homestay di kawasan Candi Borobudur Bicara Cara Jaga Kunjungan Wisatawan

Imama menuturkan kontribusi pelestarian dan perlindungan Candi Borobudur yang bisa dilakukan para pelaku homestay dengan memberi edukasi wisatawan.

10 November 2022 | 07.30 WIB

Suasana kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa 29 Juni 2021. PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (PT TWC-Persero) kembali melakukan penutupan sementara operasional Taman Wisata Candi Borobudu mulai tanggal 29 Juni guna mendukung pelaksanaan PPKM Mikro dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 di wilayah Kabupaten Magelang. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Perbesar
Suasana kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa 29 Juni 2021. PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (PT TWC-Persero) kembali melakukan penutupan sementara operasional Taman Wisata Candi Borobudu mulai tanggal 29 Juni guna mendukung pelaksanaan PPKM Mikro dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 di wilayah Kabupaten Magelang. ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kalangan pemilik homestay di kawasan Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah mengungkapkan sejumlah strategi untuk menjaga kontinuitas kunjungan wisata pasca meredanya pandemi Covid-19. "Usaha bisnis homestay ini akan bertahan jika para pengelolanya juga ikut berkontribusi mendukung pelestarian dan perlindungan Candi Borobudur itu," kata Haidar Imama, pemilik homestay Niagara yang berlokasi di Desa Ngadiharjo Kecamatan Borobudur, Rabu, 9 November 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Imama menuturkan kontribusi pelestarian dan perlindungan Candi Borobudur itu yang bisa dilakukan para pelaku homestay dengan memberi edukasi wisatawan. Khususnya soal aturan-aturan apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan saat memasuki komplek candi Buddha terbesar dunia itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari edukasi itu, tamu tamu yang menginap pun senang, karena ada sharing pengetahuan penduduk lokal dengan mereka secara persuasif dan kekeluargaan. Sehingga bisa muncul kesadaran ikut memiliki candi itu.

"Dengan edukasi seperti itu, tamu merasa dimanusiakan, sehingga lebih banyak yang datang menginap," kata dia.

Selain membangun suasana yang nyaman bagi tamu, Imama menuturkan untuk mempromosikan homestay agar masif, akan sangat berat jika dilakukan sendiri-sendiri oleh para pengelola. Imama menyadari untuk membuat pemasaran homestay secara masif harus bersama sama dan memiliki jejaring kuat.

"Harus berkolaborasi dengan pemilik homestay lain, juga jaringan pemandu dan pemangku kepentingan  karena itu bisa memperluas segmen pasar homestay saya," kata dia.

Dengan melibatkan jaringan itu, Imama dan para pemilik homestay lain di Borobudur dapat memahami jenis wisatawan seperti apa yang seharusnya menjadi target bisnis mereka. "Ini untuk menjaga kunjungan homestay itu pengelola harus bisa memahami nilai unik dari homestay-nya," kata dia.

Subiyanto, Camat Borobudur menuturkan di kawasannya kini sudah terdapat lebih dari 300 homestay beroperasi sejak Borobudur ditetapkan sebagai destinasi wisata Super Prioritas di Indonesia. Penetapan itu lantas diikuti Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan penyediaan sarana hunian pariwisata berbentuk homestay kepada lebih 300 warga Borobudur sejak tahun 2020.  

"Gerak ratusan homestay ini perlu dijaga keberlanjutannya agar terus beroperasi dengan membekali pengelolan ketrampilan soal bisnis penginapan mengingat sebagian besar pengelola warga setempat," kata dia.

Moe Chiba, Kepala Unit Kebudayaan UNESCO Jakarta mengatakan selama periode Agustus hingga awal November 2022 pihaknya menggelar pelatihan bagi 50-an pengelola homestay di kawasan Borobudur. Pelatihan bertajuk Sekolah Rebon itu melibatkan Perkumpulan Inovasi Tangguh Indonesia (InTI) dan ViaVia Tour and Travel Yogyakarta sebagai pemateri yang totalnya dilakukan dalam 25 sesi pendampingan teknis dalam 8 pelatihan.

“Ada empat tema yang diberikan untuk para pengelola homestay ini, agar bisa menjalankan bisnis dengan prinsip pariwisata berkelanjutan," kata dia.

Pariwisata berkelanjutan yang dimaksud tentang menghormati aset budaya dan warisan alam lokal. Pariwisata ini akan membantu penghidupan masyarakat dalam jangka panjang. Adapun empat tema pendampingan yang diberikan seperti konsep dan prinsip pariwisata berkelanjutan, 
pengelolaan dan pengembangan usaha homestay, membentuk jaringan, pemasaran dan pengemasan bisnis homestay, sampai soal manajemen risiko dalam bisnis pariwisata.

PRIBADI WICAKSONO

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus