Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Piramida Mesir kuno yang mendekati kehancuran total akhirnya dibuka untuk umum lagi setelah restorasi 14 tahun. Step Pyramid of Djoser atau Piramida Djoser dibangun sekitar 4.700 tahun yang lalu. Predikatnya saat ini, adalah monumen batu tertua di Mesir - bahkan lebih tua dari Piramida Agung Giza (dibangun sekitar 2560 SM), menurut CNN.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia dipercaya dirancang oleh arsitek Mesir kuno Imhotep. Piramida itu memiliki enam teras batu bertumpuk, yang tingginya mencapai 207 kaki dan merupakan bagian dari kompleks pemakaman Saqqara, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO di luar Memphis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bangunan megah ini dibangun untuk menghormati Raja Djoser selama Dinasti Ketiga sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. Menurut Business Insider, ruang makam dan sarkofagus Djoser terletak sekitar 90 kaki di bawah tanah dan batu-batu yang tinggi dan bertumpuk dianggap sebagai "tangga menuju surga" bagi raja.
Menurut Daily Mail, bagian piramida yang asli rusak oleh gempa bumi pada tahun 1992, yang mengakibatkan kerusakan parah. Pada hari Kamis, 5 Maret 2020, piramida dibuka kembali setelah proses restorasi yang panjang.
Pemerintah Mesir mengumumkan bahwa mereka akan menutup piramida untuk merenovasi, mempekerjakan perusahaan teknik Inggris Cintec, yang dipimpin oleh Peter James pada 2006. Pemulihan itu dihentikan sebentar pada tahun 2011 selama revolusi untuk menggulingkan Presiden Hosni Mubarak. Menurut CNN, renovasi itu menghabiskan anggaran mencapai US$6,6 juta.
Daily Mail menyebut, meskipun piramida pernah ditutup 14 tahun yang lalu, ruang pemakaman Raja Djoser sebenarnya telah ditutup sejak 1930-an. Pemulihan tidak hanya mencakup ruang pemakaman, tetapi juga beberapa dinding, langit-langit, dan koridor yang runtuh. Pencahayaan baru juga ditambahkan ke interior. Cintec juga menggunakan sistem "airbag-like" yang inovatif untuk mendukung dinding ketika restorasi sedang terjadi.
"Kami bekerja keras untuk membangun Mesir baru dan pemulihan warisan sejarah adalah prioritas utama kami," kata Perdana Menteri Mostafa Madbouli.