Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasar Tasik merupakan salah satu pasar yang selalu menjadi pilihan masyarakat menjelang Lebaran. Pasalnya, pasar ini berlokasi di pusat kota. Setelah melakukan relokasi pada 2018, pedagang pasar di lahan bongkaran Tanah Abang ini dipindahkan ke Jalan Cideng Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, beberapa pedagang Pasar Tasik juga membuka lapak jualan di sekitar ruko Blok F, Pasar Said Naum, Hotel Pharmin, dan lahan parkir Jati Steam Car Wash di seberang Museum Tekstil Jakarta.
Tak hanya lokasi di tengah-tengah kota, Pasar Tasik juga ramai dikunjungi menjelang momen tertentu karena menjual barang dengan harga miring. Biasanya, pasar ini berjualan dengan sistem kodian, serian, dan tidak eceran. Akibatnya, pasar ini cocok menjadi tempat penjual yang akan menjual barang kembali di tempat berbeda. Pasar ini pun menjadi langganan para penjual atau pedagang yang akan menjual kembali secara eceran.
Pasar Tasik juga memiliki ciri khas atau keunikan dalam penjualan barang. Pasar ini sebagian besar menjual pakaian muslim perempuan, seperti gamis, kerudung, dan mukena. Selain itu, keunikan lain dari Pasar Tasik adalah menjual dagangan dengan lapak peneduh tenda terpal dan mobil minibus yang dibawa dari rumah atau disewakan pengelola, sebagaimana tertulis dalam digilib.uns.ac.id.
Pasar Tasik juga memiliki keunikan lain terkait waktu berdagang. Pasar ini hanya menjual barang dagangan setiap Senin dan Kamis. Selain itu, pasar ini juga beroperasi setiap pagi, sekitar pukul 04.00-11.00. Beberapa pedang juga ada yang membuka lapak jualan sampai sekitar pukul 14.00. Para pedagang akan berangkat tengah malam dan mulai membuka lapaknya setelah waktu subuh.
Salah satu Pasar Tasik yang bernama Pasar Tasik Said Na' um dikelola oleh salah satu Pengelola Pasar Tasik Said Na' um (PPT-SN). Pengelola ini mengajak elemen masyarakat sekitar untuk mengurus Pasar Tasik. PPT-SN ini berada di bawah naungan Yayasan Said Na'um yang mengutamakan pada pelayanan. Akibatnya, dalam pengelolaan pasar, penjual atau pedagang tidak memiliki biaya yang memberatkan tanpa pertanggungjawaban yayasan dan infak.
Berdasarkan publikasi ilmiah journal.unimma.ac.id, pengelola Pasar Tasik tersebut juga menyediakan fasilitas lampu, tempat aspal, mushola, jasa ekspedisi, serta kantin. Selain itu, pasar ini juga memiliki slogan yang mencerminkan kegiatan kerja sebagai pedagang. Pertama, murah. Barang dagangan di Pasar Tasik memiliki harga murah karena langsung berasal dari produsen atau tangan pertama tanpa dibeli dahulu dari pedagang lain.
Kedua, mewah. Kualitas barang yang dijual di Pasar Tasik sangat bagus sehingga harga berbanding lurus dengan kualitas. Ketiga, berkah. Dana kontribusi para pedagang diarahkan untuk kemajuan yayasan berupa wakaf sehingga mendapatkan keberkahan selain bekerja. Tiga slogan ini yang diterapkan para pedagang Pasar Tasik. Akibatnya, sampai sekarang, Pasar Tasik di Jakarta Pusat masih menjadi pilihan utama penjual atau pembeli membeli barang-barang, terutama dalam momen Lebaran.
RACHEL FARAHDIBA R | CHARISMA ADRISTY I SALSABILA PUTRI PERTIWI
Pilihan Editor: Berburu Busana Muslim Grosir di Pasar Tasik Cideng
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini