Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Suhu Dingin Yogya Bisa Tembus 17 Derajat, Wisatawan Juga Diminta Waspadai Gelombang Tinggi

Jika awal hingga pertengahan Juli lalu suhu dingin terendah harian berada di kisaran 18-19 derajat, mendekati akhir bulan ini bisa lebih rendah lagi.

23 Juli 2023 | 21.55 WIB

Pengunjung melihat bangunan yang terdampak abrasi akibat gelombang tinggi di Pantai Depok, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu, 17 Juli 2022. Gelombang yang sangat tinggi dengan kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Sumatera hingga selatan NTB. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Perbesar
Pengunjung melihat bangunan yang terdampak abrasi akibat gelombang tinggi di Pantai Depok, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu, 17 Juli 2022. Gelombang yang sangat tinggi dengan kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Sumatera hingga selatan NTB. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memprediksi suhu udara terendah di Yogyakarta bisa terasa makin dingin mendekati akhir bulan ini. Jika awal hingga pertengahan Juli lalu suhu dingin terendah harian berada di kisaran 18-19 derajat, mendekati akhir bulan ini bisa lebih rendah lagi yakni 17 derajat celcius.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Pada hari Minggu ini, suhu udara berkisar 17 - 31 derajat celcius," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas, Ahad, 23 Juli 2023.

Penyebab Suhu Udara di DIY Rendah

Suhu udara rendah yang memicu hawa dingin menusuk tulang ini umumnya terjadi saat malam hingga dini hari. Saat ini wilayah DI Yogyakarta sendiri masih dalam periode musim kemarau yang ditandai tutupan awan relatif sedikit atau clear, sehingga proses pendinginan bumi berlangsung sangat cepat baik pada siang maupun malam hari.

Waspadai Gelombang Tinggi

Selain mengantisipasi udara dingin, wisatawan yang berlibur ke Yogya juga diminta tetap mewaspadai gelombang tinggi saat berwisata di pantai-pantai selatan Yogyakarta. Musababnya, pada 22 hingga 24 Juli, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta mengidentifikasi adanya pusat tekanan rendah di Samudra Pasifik sebelah Timur Filipina, Samudra Pasifik sebelah Utara Papua, dan Laos bagian Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kondisi itu membentuk daerah belokan angin (shearline) di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Utara. Pola angin di Wilayah Jawa dan khususnya DIY bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan berkisar 35 – 45 km/jam sehingga bisa memicu potensi gelombang sangat tinggi atau 4-6 meter di perairan Yogyakarta.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus