Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Tip Mengemas Oleh-oleh Gurita Segar dari Pantai Gunungkidul

Gurita segar ini akan awet meski tak dimasukkan ke lemari penyejuk selama beberapa waktu. Khususnya dibawa untuk oleh-oleh.

6 September 2018 | 12.59 WIB

Gurita hasil tangkapan nelayan di pantai selatan Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa, 4 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Perbesar
Gurita hasil tangkapan nelayan di pantai selatan Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa, 4 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Gunungkidul - Nelayan di pantai selatan Gunungkidul, Yogyakarta, tengah panen gurita. Hewan laut bertentakel itu memang banyak muncul mendekati musim angin tenang, yakni Agustus hingga Oktober.

Pengepul gurita, Samini, 38 tahun, mengatakan ia dapat menerima limpahan hingga 1 kwintal gurita saban hari dari nelayan-nelayan di sepanjang pantai Gunungkidul. "Ada seratusan nelayan. Masing-masing membawa 10 kilogram gurita dari melaut," katanya saat ditemui di Pantai Drini, Yogyakarta, Senin, 3 September 2018.

Gurita dari pengepul akan didistribusikan langsung ke pengepul yang lebih besar di kota untuk diekspor. Namun, tak menutup kemungkinan juga dijual untuk wisatawan. Menurut Samini, tak sedikit pengunjung Pantai Drini membeli gurita hidup untuk oleh-oleh.

Gurita segar ini, ujar Samini, akan awet meski tak dimasukkan ke lemari penyejuk selama beberapa waktu. Misalnya sampai 24 jam. Bahkan, dibawa dalam perjalanan panjang. Namun kudu dengan trik khusus. Nelayan pulang melaut di Pantai Drini, Gunungkidul, Selasa, 4 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Cara yang paling aman membawa gurita ialah memasukkannya ke boks styrofoam. Boks ini biasa dipakai untuk membawa ikan dari pesisir ke kota. Jangan lupa untuk melubangi sejumlah sisi di bagian atas boks supaya ada sirkulasi udara di dalam kotak tersebut.

Agar tetap segar selama berjam-jam, boks harus diberi balok-balok es. Ikan atau gurita akan aman selama es tersebut belum habis mencair. "Selama masih ada esnya, ya masih kuat, tidak bau," ujarnya.

Selain itu, wisatawan sebaiknya memastikan bahwa gurita yang dibelinya tidak dipotong-potong lebih dulu. Mereka juga diimbau memilih gurita yang masih hidup dan segar. Cara paling aman adalah membelinya dari nelayan yang baru saja menepi.

"Kalau mau dibawa sampai beberapa hari, bisa juga dimasak setengah matang dulu," ujar Samini. Warung-warung di sekitar lokasi pengepul menyediakan jasa memasak gurita setengah matang. Setelah sampai rumah, gurita bisa langsung dimasukkan ke lemari penyejuk atau diolah dengan beragam bumbu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus