Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Trinity: Backpacker Asal Indonesia Lebih Tangguh saat Traveling

Penulis buku seri The Naked Traveler, Trinity mengungkapkan bahwa backpacker Indonesia memiliki sejumlah kelebihan.

27 Agustus 2018 | 12.45 WIB

Ilustrasi seorang wisatawan. (marketingtochina)
Perbesar
Ilustrasi seorang wisatawan. (marketingtochina)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Traveler kawakan sekaligus penulis buku seri The Naked Traveler, Trinity, blak-blakan soal karakter para backpacker, khususnya backpacker Indonesia, yang ditemuinya saat melancong ke sejumlah negara. Dalam penjelajahannya menyusuri beberapa benua, Trinity mengungkapkan bahwa backpacker Indonesia terhitung memiliki sejumlah kelebihan.

"Mereka sudah terbiasa dengan berbagai kondisi atau keadaan yang tidak nyaman, jadi kerap tidak banyak mengeluh," ujarnya saat ditemui dalam diskusi buku 69 Cara Traveling Gratis di Gramedia Matraman, Jakarta Pusat, Minggu sore, 26 Agustus 2018.

Meski jumlahnya terhitung segelintir, Trinity kerap mendapati kesamaan hal bila sedang berjumpa backpacker Tanah Air di negara lain. Kesamaan itu disadari atas hasil pengamatannya.

Ia mencontohkan perihal kesabaran naik angkutan umum. Umumnya, backpacker asal Indonesia tak banyak mengeluh saat menanti bus ngetem atau berhenti dalam waktu yang lama di sebuah terminal. "Karena kita sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu, ya santai-santai saja," ujarnya. Lain halnya dengan turis asing yang tak terbiasa. Mereka bakal melayangkan protes.

Begitu pula ketika mendapati penjaja asongan menawarkan dagangannya di dalam bus saat berkunjung ke negara-negara tertentu. Backpacker asing biasanya menganggap hal tersebut tak lazim. Tidak jarang mereka bakal mengomel. Sementara itu, orang Indonesia akan menyaksikannya sebagai fenomena yang lazim. "Bahkan, kita malah akan jajan," tuturnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca Juga:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Solo Traveling Perdana ke Luar Negeri Tanpa Takut, Ini Tipnya

Adapun soal makanan, orang Indonesia jamak terbiasa dengan ragam bebumbuan berempah dan citarasa yang pedas. Maka itu, ujar Trinity, perut orang-orang Indonesia acap diakui lebih kuat. Apalagi menghadapi berbagai jenis kuliner yang bervariasi yang disajikan dari satu negara ke negara lain. "Rata-rata perut orang Indonesia itu hebat, meskipun saya juga pernah ambruk karena makan cabai terpedas di dunia," katanya sembari berseloroh.

Catatan lain, Trinity menilai soal kewaspadaan. Orang Indonesia biasanya memiliki tingkat was-was yang berlipat. Bila orang-orang asing lebih cuek menaruh paspor dan barang-barang berharganya tergeletak di kasur hostel, orang Indonesia akan menyimpannya rapat-rapat di tempat aman. Bahkan, seperti kartu identitas, tak jarang disimpan di balik baju.

Trinity menilai, para backpacker Indonesia memiliki kekuatan dan kesabaran lapis baja lantaran kerap melancong di negara sendiri dengan beragam kondisi yang dihadapi. Misalnya mengunjungi kota-kota yang minim fasilitas. "Makanya, mendingan keliling di negara sendiri dulu sebelum jalan-jalan ke negara lain," katanya.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus