Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Usulan untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro ke kampung halamannya di Yogyakarta telah menjadi sorotan setelah diusulkan oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabowo mengajukan pemindahan makam Pangeran Diponegoro ini dalam Forum Rapat Kerja Nasional XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) yang diadakan di Makassar pada tanggal 13 Juli 2023. Prabowo mengemukakan pemikiran tersebut dengan seizin rakyat Sulawesi Selatan, sebagai tempat makam Pangeran Diponegoro yang saat ini berada di Makassar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alasan di balik usulan tersebut adalah karena Pangeran Diponegoro, sebagai pahlawan nasional, diyakini tidak pernah kembali ke kampung halamannya setelah ditawan dan diasingkan pada masa penjajahan Belanda. Prabowo Subianto, yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, ingin menghormati perjuangan dan jasa Pangeran Diponegoro dengan mengembalikan makamnya ke tempat asalnya.
Di mana makam Pangeran Diponegoro?
Makam Pangeran Diponegoro adalah sebuah tempat yang menyimpan kenangan dan menghormati salah satu tokoh pahlawan nasional Indonesia, Pangeran Diponegoro. Namun, mungkin ada kebingungan di kalangan masyarakat mengenai di mana sebenarnya makam Pangeran Diponegoro berada.
Makam Pangeran Diponegoro berada di Makassar, Sulawesi Selatan. Pemakaman ini terletak di Kampung Jawa,Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, Kota Makassar. Masih di tengah Kota Makassar. Meskipun belakangan ini muncul usulan untuk memindahkan makamnya ke kampung halamannya di Yogyakarta, hingga saat ini makam Pangeran Diponegoro masih berada di Makassar.
Letak makam Pangeran Diponegoro berada tak jauh dari pasar sentral Makassar, dan untuk sampai ke tempat ini bisa menggunakan jalur angkutan kota pete-pete jurusan pasar sentral. Dari Bandara Sultan Hasanuddin jaraknya sekitar 17 kilometer jika ditempuh lewat jalan tol atau sekitar 24 kilometer jika ditempuh lewati jalur Sudiang-Daya- Tamalanrea.
Mengutip Britannica.com, Pangeran Diponegoro meninggal di pengasingan setelah terlibat dalam perang gerilya melawan penjajahan Belanda.
Ia memiliki pengikut yang kuat di wilayah Yogyakarta dan melancarkan perang gerilya yang cukup berhasil selama hampir tiga tahun. Namun, pada akhir 1828, pasukan Belanda di bawah Jenderal H. Merkus de Kock meraih kemenangan besar yang menjadi titik balik perang.
Belanda kemudian mengembangkan sistem pos-pos kecil yang saling melindungi dan dihubungkan oleh jalan-jalan bagus untuk memadamkan perang gerilya yang dilakukan oleh penduduk asli. Pada 1830, Diponegoro setuju untuk bertemu dengan perwakilan Belanda untuk perundingan damai, namun dalam pertemuan tersebut dia ditangkap.
Menurut Jurnal dari Universitas Sebelas Maret, setelah ditangkap, Pangeran Diponegoro diasingkan dan dijaga ketat oleh Belanda. Dia meninggal di pengasingan tanpa pernah bisa kembali ke tanah airnya. Meskipun begitu, jasa dan perjuangannya sebagai pahlawan nasional tetap dikenang dan dihormati oleh bangsa Indonesia.
Makam Pangeran Diponegoro di Makassar menjadi tempat yang bersejarah dan sakral bagi masyarakat setempat. Makam pahlawan Perang Jawa ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang menarik bagi wisatawan.