Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TUBUHNYA lunglai terduduk di kursi ruang tunggu di pintu gerbang Istana Negara. Di tangannya tergenggam empat lembar surat tulisan tangannya sendiri. Kekecewaan tergores jelas di wajah perempuan 48 tahun itu. Menunggu berjam-jam di ruang kaca itu, ia tetap tak bisa menjumpai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo