Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Polisi menangkap sepasang kekasih, Gugun Gunawan dan Trianita Islami, di Majalengka, Jawa Barat, pada Sabtu pekan lalu. Mereka diduga membunuh Suparti, pemilik rumah kos di Jalan Tebet Utara 1 Gang Staf 3, Tebet, Jakarta Selatan.
Pembunuhan itu terjadi dua hari sebelumnya. Kepada polisi, keduanya mengakui semua perbuatan mereka, termasuk perencanaan menghabisi perempuan 59 tahun itu. “Mereka membunuh karena sering dihina korban,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Audie Latuheru, 8 September
Menurut Audie, Gugun dan Trianita baru sebulan mondok di tempat kos Suparti dengan biaya Rp 250 ribu sebulan. Gugun bekerja sebagai tukang kredit keliling. Setelah berpacaran dengan Trianita, dia berhenti dari pekerjaannya. Sedangkan Trianita baru lulus sekolah menengah kejuruan di Jakarta dan belum bekerja.
Kepada polisi, Gugun mengaku mendapat perlakuan kasar dari Suparti sejak sepekan pertama menghuni kamar. “Mereka sering dituduh mengambil makanan,” kata Audie. Suparti, menurut Gugun kepada polisi, juga acap menuduhnya menghabiskan air mandi dengan tak menutup keran.
Gugun dan Trianita menilai tuduhan Suparti sudah keterlaluan, terutama setelah ia acap menyindir bikin gaduh di rumah kos. Lalu, muncullah gagasan membunuhnya pada akhir Agustus lalu.
Ide itu ia sampaikan kepada Trianita. Alih-alih mencegah, Trianita mendukung gagasan itu. Ia bahkan membuatkan denah dan sketsa pembunuhan Suparti. “Gugun yang membuat perencanaannya, lalu digambar oleh Trianita,” kata Audie.
Ada tiga kali perencanaan yang mereka buat. Dua kali gagal karena ragu dan rumah kos sedang ramai. Pembunuhan baru berhasil di rencana ketiga, yang maju sehari dari rencana semula. “Mereka melaksanakannya karena rumah kos sedang sepi,” kata Audi.
Trianita memanggil Suparti dengan alasan menemukan kecoa di kamarnya di lantai dua. Begitu Suparti masuk kamar, Gugun menusuk punggungnya dengan gunting. Trianita ikut menghunjamkan gunting ke dadanya.
Suparti sempat melawan dengan menghajar pelipis Gugun memakai kayu pengganjal pintu. Laki-laki 21 tahun itu kian beringas dan memukul kepala Suparti dengan batu bata yang sudah ia siapkan. Suparti ambruk dengan tubuh berlumur darah dan kejang-kejang.
Setelah Suparti tak bergerak, Gugun mengajak kekasihnya meninggalkan tempat kos. Tujuan mereka adalah Majalengka, kampung halaman Gugun. Karena terburu-buru, tas Trianita jatuh dan tertinggal di depan pintu kos. "Di tas itu ada fotokopi KTP dia," kata Audie.
Dari situlah polisi melacak pembunuhan ini. Trianita berdomisili di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Namun, setelah dilacak ke sana, remaja 18 tahun itu sudah 15 hari meninggalkan rumah. Ketika akan ditangkap, Gugun sempat melawan. “Kini mereka ditahan di Polres Jakarta Selatan,” kata juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jakarta, Komisaris Besar Muhammad Iqbal.
Maryati, ibu Trianita, tidak menyangka putrinya terlibat pembunuhan. Saat ditemui di rumahnya, perempuan itu terlihat syok. “Saya sedang pusing," ujar ibu tiga anak ini.
HUSSEIN ABRI YUSUF | ANGELINA ANJAR SAWITRI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini