Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Begini Kehidupan Sehari-hari Korban Pembunuhan Satu Keluarga

Titin Suhaema alias Ema, korban pembunuhan satu keluarga di Tangerang, sehari-hari berdagang pakaian.

14 Februari 2018 | 06.30 WIB

Rumah korban pembunuhan satu keluarga yang menewaskan Emma (40), Nova (19 ) dan Tiara (11) masih dipenuhi warga di Perumahan Taman Kota Permai Periuk Kota Tangerang, tampak diberi garis polisi, Selasa, 13 Februari 2018. TEMPO/AYU CIPTA
Perbesar
Rumah korban pembunuhan satu keluarga yang menewaskan Emma (40), Nova (19 ) dan Tiara (11) masih dipenuhi warga di Perumahan Taman Kota Permai Periuk Kota Tangerang, tampak diberi garis polisi, Selasa, 13 Februari 2018. TEMPO/AYU CIPTA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Tangerang - Titin Suhaema alias Ema, korban pembunuhan satu keluarga di Tangerang, sehari-hari berdagang pakaian. Ema dan dua putrinya, tewas dibunuh oleh suaminya sendiri di rumah Perumahan Taman Kota Permai, Kota Tangerang, Senin, 12 Februari 2018.

Ema dan dua anaknya, Nova (19) dan Tiara (11) ditemukan tewas bersimbah darah dalam kondisi tertelungkup, berpelukan di kasur. Tersangka pembunuhan ibu dan anak, yang juga suami korban, Mochtar Effendi (60) juga ditemukan kritis dengan sejumlah luka bacokan di tubuhnya. Saat ini Mochtar alias Pendi, dirawat di RS Polri Kramatjati Jakarta Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut tetangga sekitar Ema tinggal di rumah itu sejak tahun 2004. Selain membuka toko pakaian di Pasar Kebon Besar, Ema juga kerap membuka lapak pakaian jika ada bazar di berbagai acara. Suaminya, Pendi, berdagang parfum dari masjid ke masjid.

Asih, tetangga yang tinggal persis di depan rumah korban pembunuhan satu keluarga, mengatakan anak pertama Ema, Nova, kuliah di Kebun Jeruk sembari bekerja. "Anaknya putih, kalem tidak banyak bicara," kata Asih, Selasa, 13 Februari 2018.

Baca: Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Tangerang Masalah Mobil Merah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nova merupakan anak tiri Pendi, demikian pula dengan Tiara. Anak bungsu Ema itu periang dan suka bermain dengan teman-temannya di lingkungan rumah.

Informasi di lapangan menyebutkan pada Senin dinihari 12 Februari 2018, pukul 01.00 sampai 03.00 Pendi dan Ema terlibat keributan. Tapi setelah itu rumah sederhana bercat biru yang warnanya mulai pudar itu sepi hingga siang pukul 14.30, tidak ada tanda-tanda kehidupan di rumah berpagar setinggi 1,5 meter itu.

Kawan sepermainan Tiara, CK sempat mendatangi rumah tersebut tapi takut. Dia menceritakan kepada Ketua RT Pratomo kalau Tiara sejak pagi tidak bermain.

Pratomo dan Alwanto, tetangga Ema mengecek ke dalam rumah. Keduanya mendapati tiga korban pembunuhan satu keluarga sudah tak bernyawa. Ema tertelungkup di atas kasur di lantai dengan mengenakan kaos lengan panjang putih celana hitam. Tangan kanan Ema merangkul jasad Nova yang mengenakan celana pendek dan kaos tanpa lengan. Sedangkan posisi jasad Tiara berada di samping ibunya, mukanya ditutup bantal berbentuk boneka.

 

Ayu Cipta

Bergabung dengan Tempo sejak 2001, Ayu Cipta bertugas di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Lulusan Sastra Indonesia dari Universitas Diponegoro ini juga menulis dan mementaskan pembacaan puisi. Sejumlah puisinya dibukukan dalam antologi bersama penyair Indonesia "Puisi Menolak Korupsi" dan "Peradaban Baru Corona 99 Puisi Wartawan Penyair Indonesia".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus