Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Inspektur Jenderal Arman Depari mengatakan banyak jaringan narkoba internasional aktif di Indonesia. Saat ini, tercatat ada 72 jaringan narkoba internasional yang masih beroperasi menyelundupkan barang haram itu ke Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Masih banyak sindikat internasional yang berkeliaran," ucap Arman setelah melakukan pemusnahan sabu sebanyak 40 kilogram asal Malaysia, Jumat, 26 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Arman, Indonesia baru bisa menekan dua jaringan internasional asal Afrika Barat dan Iran. Meski lama tidak aktif, dua jaringan tersebut harus tetap diwaspadai.
"Paling tidak dua sindikat itu sudah berhenti beroperasi sekarang. Tapi ada 72 jaringan lagi dan kami belum evaluasi," ujarnya.
Tahun ini, BNN akan melakukan evaluasi terhadap jaringan internasional yang sudah lemah, tidak aktif, dan masih sangat aktif. Salah satu jaringan yang masih sangat aktif berasal dari negara tetangga, yakni Malaysia.
Narkoba dari luar negeri banyak yang masuk menggunakan kelengahan dari pengawasan garis pantai yang panjang di Indonesia. Suplai narkoba dari luar 80 persen masuk melalui jalur laut.
Berdasarkan pemetaan BNN, sejumlah garis pantai di Indonesia sangat rawan penyelundupan narkoba. Adapun wilayah yang dianggap rawan adalah pantai timur Sumatera yang terbentang dari Aceh sampai Lampung. Kepulauan Riau, Pantai Utara Pulau Jawa, dan pantai selatan Kalimantan juga menjadi perhatian BNN.