Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Cerita Ibu yang Diduga Terlibat Jaringan Narkoba di Peninggaran

Operasi tertutup di lokasi yang dianggap sarang peredaran narkoba tersebut memang cukup membuat warga sekitar tergemap.

16 Desember 2017 | 16.22 WIB

Sejumlah barang bukti yang ditemukan personil gabungan Polres Jakarta Selatan saat melakukan penggeledahan pemukiman rawan tindakan kejahatan di Kampung Peninggaran, Jakarta, 14 Desember 2017. Dalam razia tersebut diamankan 33 warga, dua warga positif narkoba dengan sejumlah barang bukti berupa senjata tajam, senjata api dan obat-obatan terlarang. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Sejumlah barang bukti yang ditemukan personil gabungan Polres Jakarta Selatan saat melakukan penggeledahan pemukiman rawan tindakan kejahatan di Kampung Peninggaran, Jakarta, 14 Desember 2017. Dalam razia tersebut diamankan 33 warga, dua warga positif narkoba dengan sejumlah barang bukti berupa senjata tajam, senjata api dan obat-obatan terlarang. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Operasi tertutup di Kampung Peninggaran RW9, yang dianggap sarang peredaran narkoba pada Kamis 14 Desember 2017, membuat warga sekitar tergemap. Sebabnya, sejak pukul 06.30, polisi sudah door to door menggeledah rumah warga di sana.

Polisi menggedor-gedor rumah di pinggir rel di Kampung Peninggaran, Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Kebayoran Lama. Cukup lama polisi menggedor pintu rumah tersebut, tetapi penghuni rumah tidak juga keluar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Woy buka," kata seorang polisi yang mengenakan polo shirt merah dari Satuan Narkoba Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan, yang kesal karena pintu tidak juga dibuka. "Saya dobrak ini pintu kalau tidak keluar."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah polisi mengancam mendobrak pintu rumah tersebut, akhirnya ada suara seorang perempuan paruh baya keluar dari seberang rel kereta di depan rumahnya. Perempuan yang mengenalkan diri dengan nama Ibu Benny, yang mempunyai nama asli Sukarni, terlihat keluar dari balik pohon yang ada di seberang rumahnya.

Baca: Lokasi Pinggir Rel Ini Jadi Kampung Narkoba dan Sarang Copet

Saat polisi ingin menggeledah rumahnya, Ibu Benny memilih menjauh dari rumahnya. Dia berbaur dengan warga di seberang rumahnya, di RW10 Kelurahan Kebayoran Lama Utara.

Karena polisi terus memanggil penghuni rumah, akhirnya Ibu Benny datang dengan tergopoh-gopoh menyeberangi rel kereta dan menghampiri polisi yang sudah memenuhi jalan di depan rumahnya. "Itu rumah saya pak," kata perempuan yang berbadan gempal tersebut.

"Kami mau melihat isi di dalam rumah," kata polisi itu. Polisi mencurigai rumah tersebut karena menemui sebilah badik yang terlihat karatan, serta bong dari atap warung di depan rumahnya. "Cepat buka. Ngapain ibu di sana."

Ibu Benny berkilah, "saya tidak tahu kalau bapak mau masuk ke rumah." Polisi tidak menerima alasan tersebut. "Cepat buka. Atau sudah ngaku saja serahkan sabunya."

Dengan tergesa-gesa, perempuan tersebut membuka rumahnya. Selain itu, polisi juga meminta Ibu Benny membuka pintu warung miliknya.

Polisi membagi dua tim untuk menggeledah rumah dan warung milik Ibu Benny. Dari dalam warung dan rumahnya, polisi menemukan beberapa botol minuman keras.

Selain botol miras, polisi kembali menemukan beberapa senjata tajam seperti pisau lipat, belati kecil dan alat tajam lainnya dari belakang rumah tersebut. Bahkan, polisi juga menemui kunci letter T yang biasa digunakan oleh pencuri motor.

Rumah tersebut tampak tidak terawat. Di bagian dapur dipenuhi debu serta kotoran tikus. Beberapa box besar dengan panjang 1 meter ditutup rapat menggunakan solasi. Polisi juga menggeledah box, tetapi hanya menemukan pakaian dan barang bekas milik perempuan yang mengenakan daster tersebut.

Baca: Cerita Temuan Badik dan Bong Saat Polisi Razia Narkoba di Jaksel

Polisi menanyakan kepemilikannya semua senjata tajam, bong sampai kunci letter T yang ditemukan di rumahnya. "Itu bukan punya saya pak. Pisau itu punya suami saya semuanya," kata Ibu Benny. "Suami saya sudah meninggal."

Polisi mengambil seluruh senjata tajam dan botol miras sebagai barang bukti. Selain Ibu Benny, polisi juga menciduk 10 perempuan dan 22 laki-laki dalam operasi tertutup razia narkoba tersebut.

Dari 33 orang yang digelandang polisi, dua orang dinyatakan positif menggunakan sabu setelah dites urine. "Satu orang perempuan dan seorang laki-laki yang positif narkoba," kata Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Mardiaz Kusin.

Dari hasil operasi tersebut polisi menyita puluhan barang bukti senjata tajam, puluhan botol minuman keras, alat hisap sabu, satu pucuk senjata api, 20 gram sabu, remi 1 karung, ganja, tembakau gorila, ratusan pil happy five dan puluhan handphone.

Sejauh ini, polisi masih menyelidiki pemilik barang bukti yang disita polisi, termasuk narkoba. Sebagian barang bukti ditemukan di rumah kontrakan yang ditinggal penghuninya. "Belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Sedang kami selidiki."

Imam Hamdi

Bergabung dengan Tempo sejak 2017, setelah dua tahun sebelumnya menjadi kontributor Tempo di Depok, Jawa Barat. Lulusan UPN Veteran Jakarta ini lama ditugaskan di Balai Kota DKI Jakarta dan mendalami isu-isu human interest.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus